SANAA – Angkatan Bersenjata Yaman, yang berafiliasi dengan gerakan Houthi (Ansarallah), mengklaim telah meluncurkan serangkaian serangan militer baru yang menyasar berbagai lokasi di Israel. Serangan ini meliputi serangan langsung menggunakan rudal balistik Zulfiqar ke Bandara Ben Gurion.
Juru bicara militer Ansarallah, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengumumkan bahwa tiga serangan tambahan menargetkan pelabuhan Umm al-Rashrash (Eilat), pangkalan militer di wilayah Naqab (Negev), dan sekali lagi Bandara Ben-Gurion, dengan total empat pesawat tanpa awak dikerahkan.
Saree menegaskan kembali komitmen Angkatan Bersenjata Yaman terhadap rakyat Palestina, menegaskan bahwa operasi akan berlanjut sampai Israel mengakhiri operasi militernya di Gaza dan mencabut blokade.
Peringatan Baru Yaman untuk Perusahaan Internasional
Militer Yaman kembali memperingatkan perusahaan-perusahaan internasional yang beroperasi di pelabuhan-pelabuhan di wilayah pendudukan Palestina. Mereka memperingatkan bahwa kapal-kapal perusahaan tersebut dapat menjadi target jika aktivitas mereka berlanjut.
Yaman menegaskan blokade laut terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah dan Laut Arab sebagai bagian dari kampanye militer yang lebih luas untuk mendukung Gaza.
Sebelumnya, Saree mengonfirmasi serangan pesawat tak berawak yang berhasil di pangkalan militer utama Israel di wilayah Naqab. Dia menegaskan bahwa operasi Yaman akan terus berlanjut tanpa henti hingga agresi di Gaza dihentikan dan blokade terhadap Palestina dicabut.
Penutupan Total Pelabuhan Eilat
Blokade maritim Yaman telah menyebabkan dampak ekonomi yang signifikan di Israel.
Pelabuhan Eilat dilaporkan akan menghentikan seluruh operasinya setelah pemerintah kota membekukan rekening banknya karena utang jutaan shekel. Pelabuhan tersebut telah mengalami kelumpuhan sejak November 2023, ketika Yaman memulai blokade laut terhadap kapal-kapal yang menuju Israel, yang mengakibatkan penurunan pendapatan yang tajam dan melumpuhkan aktivitas komersial.
Pembekuan rekening pelabuhan oleh Pemerintah Kota Eilat karena utang yang besar telah menghentikan semua operasi pelabuhan secara efektif.
Laporan sebelumnya mengungkapkan bahwa pendapatan Pelabuhan Eilat telah turun hingga 80% pada tahun 2024 karena perusahaan pelayaran internasional menghindari rute Laut Merah akibat blokade Yaman.