Pasar Keuangan RI Variatif: IHSG Cetak Rekor, Rupiah dan Obligasi Tertekan

Pasar keuangan Indonesia kemarin menunjukkan dinamika yang beragam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren positif selama sembilan hari berturut-turut, namun nilai tukar rupiah dan pasar obligasi justru mengalami penurunan.

Kinerja Pasar Saham

IHSG berhasil mencatatkan penguatan signifikan sebesar 1,32% atau 95 poin, mencapai level 7.287,02. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dibandingkan delapan hari sebelumnya. Aktivitas perdagangan tergolong ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp14,29 triliun, melibatkan 24,37 miliar lembar saham. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 636,3 miliar.

Sektor teknologi menjadi pendorong utama IHSG, didukung oleh emiten data center, PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Emiten lain seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga memberikan kontribusi positif.

Kondisi Rupiah dan Obligasi

Berbeda dengan IHSG, nilai tukar rupiah justru melemah terhadap dolar AS, berada di level Rp16.325/US$ atau turun 0,37%. Pelemahan ini merupakan yang terendah sejak 24 Juni dan terjadi seiring dengan penguatan indeks dolar AS. Sentimen negatif dari kondisi ekonomi global turut membebani rupiah, memaksa Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi.

Pasar obligasi juga mengalami tekanan jual, dengan yield obligasi acuan RI tenor 10 tahun naik 2,1 basis poin menjadi 6,59%. Kenaikan yield mengindikasikan penurunan harga obligasi.

Wall Street Cetak Rekor

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 naik 0,54%, mencetak rekor penutupan baru di level 6.297,36. Indeks Nasdaq Composite melonjak 0,75%, mencapai rekor penutupan kesepuluh di tahun 2025, yakni di level 20.885,65. Indeks Dow Jones Industrial Average menanjak 229,71 poin atau 0,52%, dan berakhir di level 44.484,49. Kinerja positif ini didorong oleh data ekonomi terbaru dan rilis kinerja keuangan perusahaan yang menggembirakan.

Sentimen dan Prospek Pasar

Akhir pekan ini, pasar akan mencermati sejumlah sentimen, termasuk data pasar tenaga kerja dan penjualan ritel AS, serta pergerakan indeks dolar AS. Dari dalam negeri, posisi IHSG yang berada di level resistance dan potensi berakhirnya euforia saham IPO menjadi perhatian.

Data terbaru menunjukkan tanda-tanda positif di tengah ketidakpastian ekonomi global, dengan penurunan klaim pengangguran dan kenaikan penjualan ritel yang melampaui ekspektasi pasar. Namun, penguatan dolar AS menjadi tantangan bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Secara teknikal, posisi IHSG saat ini berada di resistance. Jika tidak mampu menembus level ini, IHSG berpotensi terkoreksi. Efek saham IPO yang digembok juga dapat memicu koreksi. Namun, potensi terbentuknya pola inverse head and shoulder dapat membuka peluang penguatan lebih lanjut.

Investor juga akan mencermati rilis data inflasi Jepang dan pidato pejabat The Fed.

Berikut agenda emiten di dalam negeri hari ini:

  • Perdagangan terakhir right issue TOWR dan FILM
  • RUPS INCO dan FAST
  • Public Expose PBRX
Scroll to Top