Siapkan diri untuk menyaksikan pertunjukan langit yang menakjubkan! Puncak hujan meteor Lyrid diprediksi akan terjadi pada malam 21 April hingga dini hari 22 April 2025. Fenomena alam yang memukau ini sayang untuk dilewatkan.
Hujan meteor Lyrid merupakan peristiwa tahunan yang selalu dinanti. Asalnya dari serpihan debu Komet C/1861 G1 Thatcher, komet yang ditemukan pada abad ke-19 dan memiliki periode orbit 415,5 tahun. Ketika Bumi melewati jalur debu komet ini, partikel-partikel kecil tersebut memasuki atmosfer dan terbakar, menciptakan jejak cahaya yang indah.
Menurut data, puncak intensitas hujan meteor ini terjadi pada 22 April 2025 pukul 16.00 UTC. Namun, waktu terbaik untuk menyaksikannya di Indonesia adalah antara pukul 23.00 WIB tanggal 21 April hingga sekitar pukul 05.00 WIB keesokan harinya. Pada jam-jam tersebut, langit masih gelap dan titik radian (asal meteor) sudah cukup tinggi di langit.
Diperkirakan, pada puncak hujan meteor ini, pengamat bisa melihat sekitar 18 meteor per jam atau yang disebut Zenithal Hourly Rate (ZHR).
Tips Menikmati Hujan Meteor Lyrid
Agar pengalaman menyaksikan hujan meteor Lyrid semakin optimal, perhatikan beberapa tips berikut:
- Cari Lokasi Gelap: Jauhi polusi cahaya dari lampu kota atau lampu jalan. Pilihlah lokasi di pedesaan, pegunungan, atau pantai yang memiliki langit lebih gelap.
- Adaptasi Mata: Beri waktu sekitar 15-20 menit bagi mata untuk terbiasa dengan kegelapan setelah tiba di lokasi. Hindari melihat layar ponsel selama proses adaptasi.
- Bawa Perlengkapan: Siapkan jaket hangat, selimut, atau kursi santai agar nyaman saat mengamati langit di tengah malam. Jangan lupa camilan, minuman hangat, dan lotion anti nyamuk.
- Dokumentasikan: Jika ingin mengabadikan momen ini, gunakan kamera dengan kemampuan long exposure dan tripod.
Mengapa Hujan Meteor Lyrid Istimewa?
Hujan meteor Lyrid merupakan salah satu hujan meteor tertua yang pernah dicatat sejarah. Catatan mengenai fenomena ini bahkan ditemukan sejak zaman Tiongkok kuno, sekitar 2.700 tahun lalu.
Walaupun intensitasnya tidak setinggi hujan meteor Perseid atau Geminid, Lyrid tetap menarik karena seringkali menghasilkan meteor terang yang disebut "Lyrid fireballs".
Selain itu, waktu kemunculannya yang berdekatan dengan Hari Bumi (Earth Day) pada 22 April menjadikan Lyrid sebagai simbol refleksi atas hubungan manusia dengan alam semesta.
Secara umum, seluruh wilayah Indonesia berpotensi menyaksikan hujan meteor Lyrid asalkan cuaca cerah dan bebas awan. Lokasi yang minim polusi cahaya akan memberikan pengalaman observasi yang terbaik. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan keajaiban alam ini!