Gebrakan Kabupaten Tangerang: PENDEKAR BESTI Atasi TBC dan Stunting

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok kesehatan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Tangerang. Beban kasus yang tinggi tak hanya menggerogoti kesehatan individu, tapi juga menekan sistem sosial dan ekonomi, terutama pada usia produktif. Ironisnya, TBC juga berkontribusi pada masalah stunting pada anak, karena infeksi kronisnya mengganggu gizi dan tumbuh kembang.

Menyikapi masalah ini, Pemerintah Kabupaten Tangerang meluncurkan inovasi pelayanan publik bernama PENDEKAR BESTI (Pencarian, Deteksi Kontak Erat TBC dan Obati). Inovasi ini hadir sebagai solusi atas lemahnya pelacakan kontak erat TBC, minimnya kesadaran masyarakat, dan belum optimalnya pemantauan pengobatan pasien.

PENDEKAR BESTI mengandalkan pendekatan berbasis komunitas dengan memberdayakan kader kesehatan sebagai garda terdepan dalam deteksi, pelaporan, dan pemantauan kasus TBC. Kader-kader ini dibekali pelatihan teknis dan memanfaatkan sistem pelaporan digital sederhana melalui Google Form dan WhatsApp untuk komunikasi cepat dan real-time. Sistem ini mempercepat dan mengakurasi pelaporan, memungkinkan puskesmas untuk segera bertindak. Kader juga aktif melakukan kunjungan rumah untuk edukasi, memantau minum obat, dan melacak kontak erat pasien.

Sebelum PENDEKAR BESTI, pelacakan kontak erat bersifat pasif dan menunggu laporan pasien. Sistem pelaporan manual seringkali menunda intervensi. Edukasi masyarakat pun terbatas. Kini, pendekatan lebih aktif dan terstruktur. Kader terlibat langsung dalam pelacakan, edukasi massal, dan pendampingan pasien selama pengobatan.

Keunggulan inovasi ini adalah integrasinya dengan program penurunan stunting. Anak-anak serumah dengan pasien TBC menjadi prioritas pemantauan karena tingginya risiko infeksi dan gangguan gizi. Pengawasan ketat terhadap pengobatan dan edukasi pola hidup sehat berhasil menurunkan angka drop-out pengobatan TBC sekaligus menekan prevalensi stunting pada keluarga dengan riwayat TBC.

PENDEKAR BESTI memanfaatkan teknologi sederhana namun efektif, seperti form digital yang mudah diakses melalui ponsel, pelaporan via WhatsApp group kader, dan dashboard monitoring yang memudahkan puskesmas memantau perkembangan kasus. Keterlibatan lintas sektor dan tokoh masyarakat menjadikan penanggulangan TBC sebagai gerakan sosial yang menyatu dengan kehidupan masyarakat.

Penerapan PENDEKAR BESTI menunjukkan peningkatan signifikan dalam pelaporan kasus TBC dan kontak erat, meningkatnya kepatuhan pasien, serta terbentuknya jejaring kader yang aktif dan terlatih. Inovasi ini menciptakan model intervensi komunitas yang relevan tidak hanya untuk TBC, tetapi juga penyakit menular lainnya dan penguatan program kesehatan masyarakat berbasis keluarga.

Dengan PENDEKAR BESTI, Kabupaten Tangerang membuktikan bahwa inovasi pelayanan publik tak harus bergantung pada teknologi canggih, melainkan pada kolaborasi masyarakat, pendekatan sederhana, dan komitmen kuat untuk perubahan nyata. Inovasi ini menjadi langkah maju menuju target eliminasi TBC tahun 2030 dan memperkuat agenda nasional penurunan stunting secara terintegrasi dan berkelanjutan.

Scroll to Top