Jakarta – Pemerintah mengambil langkah tegas dengan menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Keputusan ini diambil menyusul serangkaian insiden jatuhnya pendaki yang terjadi belakangan ini.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menyampaikan bahwa penutupan ini bersifat sementara hingga waktu yang belum ditentukan. Langkah ini merupakan hasil rapat koordinasi antara Kemenko Polkam, Basarnas, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, TNI, Polri, Pemerintah Provinsi NTB, Dinas Pariwisata, dan pihak-pihak terkait lainnya.
"Jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup sementara secara total sampai pemberitahuan lebih lanjut," ujar Budi.
Selama masa penutupan, fokus utama adalah perbaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian dan evakuasi darurat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan responsivitas dan efektivitas dalam menghadapi kondisi ekstrem. Selain itu, fasilitas keamanan dan sarana darurat di sepanjang jalur pendakian juga akan ditingkatkan.
Sebelum jalur pendakian kembali dibuka, akan dilakukan verifikasi kelayakan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI-Polri, dan Tim Mountaineering Indonesia. Pembukaan jalur hanya akan dilakukan jika semua pihak menyatakan bahwa jalur tersebut aman dan layak digunakan.
Budi mengimbau seluruh masyarakat dan wisatawan untuk mematuhi keputusan ini demi keselamatan bersama.
"Keselamatan jiwa pendaki adalah prioritas. Jalur hanya dibuka kembali jika seluruh standar keamanan telah terpenuhi melalui koordinasi lintas instansi," tegasnya.
Keputusan ini diambil setelah beberapa insiden yang menimpa pendaki, termasuk dua warga negara asing (WNA) asal Belanda dan Swiss yang terjatuh saat mendaki. Sebelumnya, seorang pendaki asal Brasil juga tewas akibat terjatuh ke jurang di Gunung Rinjani.