Rapper Pembangkang Iran, Toomaj Salehi, Kembali Ditangkap, Penyair Muda Jadi Korban Perang

Toomaj Salehi, seorang rapper Iran yang vokal mengkritik pemerintah, kembali ditahan oleh pihak berwenang di Pulau Kish. Penangkapan ini terjadi setelah ia baru saja dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukuman satu tahun. Informasi ini diumumkan oleh Hengaw Organization for Human Rights dan dikonfirmasi melalui akun Instagram pribadinya.

Pihak Toomaj menyatakan ketidakpastian mengenai pihak yang menangkap, lokasi penahanan, dan kondisi terkininya. Mereka menekankan tanggung jawab pemerintah atas keselamatan Toomaj dan menuntut pembebasannya segera.

Toomaj dikenal karena lirik-liriknya yang kritis terhadap rezim Iran, terutama saat gerakan "Jin, Jiyan, Azadi" (Perempuan, Kehidupan, Kebebasan) pada tahun 2022. Ia sempat divonis mati sebelum akhirnya dibatalkan setelah banding. Pada 2 Desember 2024, ia dibebaskan setelah menjalani hukuman satu tahun di Penjara Dastgerd, Isfahan.

Melalui lagu-lagunya, seperti "Soorakh Moosh," Toomaj menyoroti ketidakadilan, korupsi, dan represi politik. Meskipun sempat lolos dari hukuman mati, ia terus menyuarakan keadilan dan menentang program pengayaan uranium.

Di sisi lain, Parnia Abbasi, seorang penyair muda berusia 23 tahun, menjadi simbol tragedi akibat perang. Rumahnya di Teheran hancur akibat serangan udara Israel pada 13 Juni 2025, mengakibatkan kematiannya bersama orang tua dan adik laki-lakinya.

Puisi terkenalnya, "Bintang yang Padam," seolah menjadi ramalan yang menjadi kenyataan. Kematian Parnia melambangkan kehilangan mendalam bagi bangsa, di mana perang merampas nyawa dan harapan. Suara-suara seperti Toomaj dan puisi-puisi Parnia tidak akan pernah benar-benar bisa dibungkam.

Scroll to Top