Perubahan Interval Skrining Kanker Serviks: Apa Artinya Bagi Wanita?

Skrining kanker serviks adalah langkah krusial dalam pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Baru-baru ini, beberapa negara mengubah kebijakan terkait frekuensi skrining menjadi lima tahun sekali dari yang sebelumnya tiga tahun sekali.

Skrining ini bertujuan untuk menemukan perubahan pada sel serviks prakanker. Dengan deteksi dini, penanganan dapat dilakukan sebelum berkembang menjadi kanker serviks. Kanker serviks yang terdeteksi pada stadium awal umumnya lebih mudah diobati.

Di Inggris, National Health Service (NHS) mengubah interval skrining kanker serviks dari 3 tahun menjadi 5 tahun sekali. Perubahan ini mengikuti rekomendasi dari Komite Skrining Nasional Inggris. Analisis dari King’s College London menunjukkan bahwa memperpanjang interval skrining menjadi lima tahun bagi wanita dengan hasil HPV negatif sama amannya dengan interval tiga tahun, dengan tingkat deteksi kanker yang serupa.

HPV adalah kelompok virus yang menular melalui hubungan seksual, dan beberapa tipe berisiko tinggi dapat menyebabkan kanker serviks. Kebanyakan orang yang terinfeksi HPV tidak menunjukkan gejala. Wanita dengan hasil tes positif HPV atau riwayat infeksi virus ini akan tetap menjalani skrining lebih sering untuk memantau virus dan perubahan sel leher rahim.

Menteri Kesehatan menyatakan bahwa perubahan ini dapat meningkatkan peluang tes dan pemantauan ulang bagi wanita dengan HPV. Interval skrining serviks di Inggris akan selaras dengan yang diterapkan di Wales dan Skotlandia. Program skrining NHS memberikan kesempatan bagi semua wanita berusia 25 hingga 64 tahun untuk menjalani skrining rutin guna mendeteksi infeksi HPV atau kelainan serviks pada tahap awal. Tujuannya adalah mengurangi jumlah wanita yang terkena kanker serviks invasif dan menurunkan angka kematian.

Hasil tes negatif HPV berarti risiko berkembangnya kanker dalam lima tahun ke depan sangat kecil, karena biasanya dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun atau lebih dari saat HPV terdeteksi hingga berkembang menjadi kanker serviks. Individu dengan hasil tes positif HPV akan menjalani pemantauan lanjutan dengan tes tahunan untuk memastikan tanda awal kelainan serviks terdeteksi dan mendapatkan penanganan yang diperlukan.

Direktur Klinis Nasional NHS untuk Kesehatan Wanita menyatakan pendekatan yang lebih personal dalam skrining serviks akan membantu memastikan setiap orang yang memenuhi syarat dapat memaksimalkan layanan ini. NHS mengikuti bukti ilmiah yang kuat mengenai seberapa sering wanita perlu menjalani skrining.

CEO Cancer Research UK menyambut baik perubahan ini yang merupakan hasil penelitian bertahun-tahun untuk membuat skrining lebih efektif. Skrining, bersama dengan vaksin HPV, telah menyebabkan penurunan angka kanker serviks sekitar seperempat sejak awal 1990-an. Jika Anda melihat adanya perubahan yang tidak biasa pada diri Anda, segera konsultasikan dengan dokter.

Perubahan ini memicu petisi dari penyintas kanker. Seorang penyintas kanker merasa khawatir dengan pedoman baru NHS England yang memperpanjang interval pemeriksaan kanker serviks dari tiga tahun menjadi lima tahun bagi wanita usia 25-49 tahun yang hasil tes HPV-nya negatif. Ia takut perpanjangan interval ini bisa membahayakan nyawa perempuan, merujuk pada pengalamannya sendiri di mana perubahan sel terjadi dengan cepat di antara dua pemeriksaan. Ia meluncurkan petisi untuk membatalkan perubahan tersebut.

Juru bicara NHS England mengatakan perubahan pada skrining serviks dapat menimbulkan kekhawatiran. Namun, pendekatan baru ini didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat. Program skrining serviks NHS kini menggunakan tes HPV yang lebih baik dan lebih akurat. Artinya, jika hasil tes HPV negatif, Anda tidak perlu melakukan skrining sesering itu karena risiko terkena kanker serviks sangat rendah. Jika hasil tes positif, kami akan memantau lebih ketat. Pendekatan yang dipersonalisasi ini memastikan setiap orang menerima tingkat skrining yang sesuai berdasarkan faktor risiko individu mereka, memberikan perlindungan yang lebih baik sekaligus mengurangi prosedur yang tidak perlu.

Scroll to Top