Presiden Prabowo Subianto mengecam keras praktik pengoplosan beras yang dilakukan oleh oknum pengusaha nakal. Tindakan ini dianggap sebagai kejahatan ekonomi luar biasa yang merugikan rakyat.
Dalam sambutannya di acara penutupan Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, Prabowo mengungkapkan adanya permainan curang yang dilakukan beberapa pengusaha yang menipu masyarakat. Salah satu praktik yang disorot adalah pengoplosan beras, di mana beras biasa dijual sebagai beras premium dengan harga yang dinaikkan secara tidak wajar.
"Beras biasa dibilang beras premium harganya dinaikin seenaknya, ini pelanggaran," tegas Prabowo.
Menanggapi hal ini, Presiden telah memerintahkan Kejaksaan Agung dan Kepolisian untuk mengusut tuntas dan menindak tegas para pengusaha yang terlibat, tanpa pandang bulu. Prabowo mengungkapkan bahwa kerugian yang dialami bangsa Indonesia akibat praktik ini mencapai angka fantastis, yaitu Rp 100 triliun setiap tahunnya.
"Saya dapat laporan kerugian yang dialami oleh bangsa Indonesia adalah Rp 100 triliun tiap tahun, Rp 100 triliun tiap tahun berarti 5 tahun Rp 1.000 triliun. Ini kejahatan ekonomi yang luar biasa," ungkapnya dengan nada geram.
Prabowo menekankan bahwa pengoplosan beras bukan hanya sekadar pelanggaran bisnis, tetapi juga kejahatan ekonomi yang memiliki dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat. Tindakan tegas dari aparat penegak hukum diharapkan dapat memberikan efek jera dan mencegah praktik serupa terulang kembali di masa mendatang.