Indonesia akan mulai mengimpor produk pertanian dari Amerika Serikat sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan yang melibatkan penurunan tarif timbal balik. Wakil Menteri Sudaryono menyatakan bahwa impor ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan komoditas yang produksinya belum optimal di dalam negeri.
Komoditas seperti gandum dan kacang kedelai menjadi prioritas impor karena keterbatasan kemampuan produksi lokal. Pemerintah menegaskan bahwa impor ini tidak akan mencakup komoditas yang sudah berhasil diproduksi di dalam negeri, seperti beras dan jagung, untuk melindungi petani lokal dan menjaga swasembada pangan.
Sudaryono menambahkan bahwa volume impor akan dikendalikan dengan kuota untuk menghindari dampak negatif pada pasar domestik. Penurunan tarif resiprokal menjadi 19 persen diharapkan memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk pertanian ke Amerika Serikat, mengingat tarif ini lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Kesepakatan ini merupakan bagian dari perjanjian perdagangan yang lebih luas, di mana Indonesia juga setuju untuk mengimpor energi senilai 15 miliar dollar AS dan membeli 50 pesawat Boeing. Langkah ini diharapkan dapat mempererat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat.