Fenomena ‘Rojali’ di Mal: Sekadar Cuci Mata Tanpa Belanja, Apa Sebabnya?

Fenomena unik melanda pusat perbelanjaan saat ini: munculnya rombongan yang gemar jalan-jalan tapi jarang membeli, atau yang dikenal dengan istilah ‘rojali’. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) membenarkan keberadaan fenomena ini, yang melanda berbagai kalangan, baik menengah ke bawah maupun menengah ke atas.

Menurut APPBI, ‘rojali’ adalah dampak langsung dari melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ekonomi memaksa masyarakat mengubah pola belanja mereka. Dengan anggaran terbatas, prioritas beralih ke barang-barang dengan harga lebih terjangkau.

Meskipun demikian, APPBI meyakini bahwa fenomena ini bersifat sementara. Ketika daya beli masyarakat kembali pulih, kebiasaan belanja pun diperkirakan akan kembali normal.

Untuk mengatasi dampak ‘rojali’, pengusaha pusat perbelanjaan berupaya menarik perhatian pengunjung dengan menawarkan berbagai diskon dan promo menarik. Tujuannya adalah agar barang-barang tetap terjangkau, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Senada dengan hal tersebut, ekonom dari salah satu Bank swasta terkemuka mengungkapkan bahwa masyarakat, khususnya kelas menengah atas, kini lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Hal ini tercermin dari data yang menunjukkan tren konsumsi yang belum menggembirakan hingga pertengahan tahun ini.

Bahkan, supplier barang mewah pun merasakan dampak serupa, yang mengingatkan mereka pada krisis ekonomi tahun 2008. Masyarakat cenderung memilih untuk mengamankan dana mereka di instrumen investasi seperti deposito, giro, dan Surat Berharga Negara (SBN). Investasi menjadi pilihan yang lebih menarik saat ini.

Scroll to Top