Harga emas global diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan hingga mencapai US$ 3.400 pada pekan mendatang. Kenaikan ini dipicu oleh serangkaian sentimen yang berasal dari Amerika Serikat (AS), terutama ketegangan antara pemerintahan Presiden Donald Trump dan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell.
Analis keuangan memprediksi dinamika pasar akan sangat dipengaruhi oleh perseteruan antara pemerintah dan bank sentral AS, yang berpotensi memperkuat indeks dolar AS. Penguatan ini didorong oleh stabilitas ekonomi AS, dengan inflasi yang terkendali di level 2,7%, serta polemik seputar pemakzulan Jerome Powell yang didorong oleh Partai Republik.
Kemandirian bank sentral menjadi kunci. Intervensi pemerintah dalam urusan bank sentral mendorong investor untuk mencari aset yang aman (safe haven), yaitu logam mulia.
Emas diperkirakan akan bergerak dengan level support US$ 3.324 dan resistance US$ 3.375 pada hari Senin. Secara keseluruhan, harga emas dunia diprediksi akan bergerak antara level support US$ 3.296 dan resistance US$ 3.400 selama sepekan mendatang.
Faktor lain yang memicu kenaikan harga emas adalah kekhawatiran terkait pertumbuhan utang AS setelah pengesahan Undang-Undang Pembaruan Tarif. UU ini diperkirakan akan mendorong pemerintah AS untuk mencari utang baru di atas US$ 3 triliun, sehingga investor kembali mencari perlindungan di aset safe haven.
Selain itu, penerapan tarif tambahan oleh Presiden Trump terhadap anggota BRICS sebesar 10%, yang akan berlaku di awal Agustus, dan tarif impor 50% untuk Brazil karena tuduhan praktik perdagangan yang tidak adil, semakin memanaskan situasi. Hal ini memperkuat dolar AS sekaligus mendorong harga emas.
Sanksi ekonomi yang diterapkan Eropa terhadap Rusia, meskipun tidak menghentikan serangan terhadap Ukraina, juga memicu investor untuk beralih ke aset yang lebih aman. Ketegangan antara Israel dan Hamas di Timur Tengah turut berkontribusi pada kenaikan harga emas.
Secara teknikal, baik secara harian maupun mingguan, harga emas dunia diperkirakan akan terus mengalami kenaikan dan berpotensi menembus level US$ 3.400 pada pekan depan.