Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kini tampil dengan wajah baru. Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, memperkenalkan logo teranyar partai berlambang gajah berkepala merah kepada Presiden Prabowo Subianto. Perubahan ini diumumkan pada penutupan Kongres PSI di Solo.
Kaesang menjelaskan, gajah dipilih karena melambangkan kekuatan, kecerdasan, keteguhan, dan solidaritas. Sifat-sifat inilah yang ingin ditanamkan dalam diri setiap kader PSI. Gajah merepresentasikan kemampuan berpikir jernih, bergerak bersama, dan tidak mudah goyah dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dari sudut pandang budaya Jawa, gajah adalah simbol kekuatan besar yang tenang dan berwibawa. Gajah tidak mudah terpancing emosi atau bertindak gegabah, namun langkahnya selalu membawa dampak signifikan. Kaesang mengutip pepatah Jawa "gajah alon nanging mantep" yang bermakna gajah bergerak pelan namun dampaknya besar dalam setiap tindakan. Gajah juga dikenal setia pada kawanannya dan tidak meninggalkan sesama dalam situasi apapun, sejalan dengan falsafah Jawa "rukun agawe santoso" yang menekankan pentingnya kerukunan.
Prabowo Subianto menyambut baik perubahan logo PSI ini. Ia berkelakar bahwa "intel" PSI sangat jitu karena mengetahui kecintaannya pada gajah. Bahkan, Prabowo mengaku memiliki banyak ornamen gajah di perpustakaannya di Hambalang.
Prabowo mengungkapkan komitmennya terhadap konservasi gajah dengan menceritakan pengalamannya menyerahkan 90 ribu hektare lahan konsesi hutan tanaman industri (HTI) miliknya di Aceh untuk konservasi gajah, bekerja sama dengan World Wildlife Fund (WWF). Tindakan ini bahkan mendapat apresiasi dari Raja Charles III.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Prabowo langsung memerintahkan Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Kehutanan untuk segera memproses alih fungsi lahan konsesi HTI miliknya menjadi kawasan konservasi gajah.
"Karena saudara telah memilih gajah sebagai lambang, berarti semua kader PSI harus jadi aktivis melindungi gajah," tegas Prabowo, mengingatkan bahwa gajah masih terancam perburuan dan kehilangan habitat.