Harga emas dunia masih belum menunjukkan arah yang jelas, terjebak dalam fase konsolidasi di tengah gelombang ketidakpastian global. Meski sempat menguat tipis, pergerakan harga emas masih terbatas dan cenderung sideways. Pelemahan dolar AS dan keraguan atas pertumbuhan ekonomi global menjadi faktor pendorong kenaikan harga emas saat ini.
Pada perdagangan Senin (21/7/2025) pukul 06.20 WIB, harga emas spot sedikit melemah 0,10% ke US$3.345,89 per troy ons. Sebelumnya, pada Jumat (18/7/2025), harga emas sempat naik 0,32% ke US$3.349,26 per troy ons.
Sentimen safe haven kembali menguat seiring dengan melemahnya dolar AS. Indeks dolar AS (DXY) pada Jumat (18/7/2025) turun 0,27% ke level 98,46. Dolar yang lebih murah membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.
Kekhawatiran seputar peningkatan utang Amerika Serikat yang telah mencapai US$36,2 triliun atau 122% dari PDB juga menjadi perhatian. Selain itu, isu tarif yang terus bergulir antara AS dan negara-negara lain turut memengaruhi sentimen pasar.
Pasar juga menantikan arah kebijakan suku bunga The Fed. Spekulasi mengenai pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada akhir tahun ini terus bergulir. Saat ini, pelaku pasar memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan suku bunga dengan total 50 basis poin.
Arah Harga Emas Masih Abu-Abu
Emas kerap menjadi pilihan investasi saat ketidakpastian ekonomi meningkat. Suku bunga yang lebih rendah juga mendorong permintaan emas karena emas dianggap sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset).
Namun, sulit untuk memprediksi arah harga emas dalam jangka pendek. Tidak ada rilis data ekonomi penting yang dapat memberikan dorongan signifikan. Kenaikan harga emas bisa dipicu jika ketegangan antara Eropa dan Rusia meningkat. Sebaliknya, pernyataan hawkish dari pejabat The Fed dapat memicu keraguan atas pemangkasan suku bunga dan menekan harga emas.
Fokus utama pasar saat ini adalah pidato Ketua The Fed Jerome Powell di acara European Central Bank Forum on Central Banking 2025 di Sintra, Portugal pada Selasa (22/7/2025). Investor akan mencermati petunjuk terkait langkah kebijakan moneter The Fed di masa depan.
Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30 Juli 2025 juga menjadi perhatian. Saat ini, pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 4,25%-4,5%. Namun, ada ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali di sisa tahun 2025, masing-masing sebesar 25 basis poin pada pertemuan September dan Desember.
Di sisi lain, ketegangan antara Eropa dan Rusia terus meningkat. Uni Eropa bahkan telah meluncurkan strategi penyimpanan darurat untuk mengantisipasi berbagai krisis, termasuk potensi konflik bersenjata. Langkah ini menunjukkan keseriusan Eropa dalam menghadapi kemungkinan konflik besar, terutama setelah peringatan dari NATO bahwa Rusia berpotensi menyerang aliansi militer Barat dalam waktu 5 tahun ke depan.