Jeritan Warga Pelosok Garut: Internet Lemot Hambat Perekonomian dan Pendidikan

Akses internet yang berkualitas masih menjadi mimpi bagi banyak warga di daerah terpencil Garut. Keterbatasan jaringan ini dirasakan sangat menghambat kemajuan, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan.

Riski Nawawi, seorang warga Kampung Kadubongkok, Desa Talagasari, Kecamatan Banjarwangi, adalah salah satu dari sekian banyak yang merasakan dampak buruk dari buruknya koneksi internet. Pria berusia 21 tahun ini kerap kali mengungkapkan kekesalannya melalui media sosial karena sulitnya mengakses informasi dan berkomunikasi.

Sebagai buruh konstruksi, Riski kesulitan berkoordinasi dengan rekan kerja dan atasan karena jaringan yang lambat. Bahkan, ia harus rela berjalan ratusan meter ke tempat yang lebih tinggi hanya untuk mendapatkan sinyal yang memadai. "Bukan hanya untuk bekerja, menghubungi keluarga pun jadi susah," keluhnya.

Istrinya, Susi Rohimah (18), juga merasakan hal serupa. Ia memiliki keinginan untuk berjualan online demi membantu perekonomian keluarga. Namun, impian tersebut terhambat oleh koneksi internet yang buruk. "Mau jualan online jadi susah, komunikasi juga tidak lancar," ujar Susi.

Keduanya berharap agar pemerintah dapat segera memperbaiki jaringan internet di desa mereka. Mereka meyakini, akses internet yang lebih baik akan membuka peluang bagi mereka untuk berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. "Semoga akses internet lebih luas, sehingga warga seperti kami tidak kesulitan sinyal," harap Riski.

Kepala Desa Talagasari, Asep Ridwanul Hakim, mengungkapkan bahwa mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. Anak-anak petani mulai memiliki ide untuk memasarkan hasil pertanian orang tua mereka melalui media sosial. "Mereka ingin jualan lewat Facebook, TikTok, Instagram, tapi internetnya jelek," ungkap Asep.

Menariknya, meskipun jaringan internet di desa buruk, para remaja di sana tetap berusaha untuk eksis dan bermain game online. Mereka sering datang ke kantor desa untuk memanfaatkan WiFi yang tersedia. "Memang di desa ada jaringan internet desa, tapi jangkauannya terbatas," pungkas Asep.

Scroll to Top