Aktris dan pendakwah Oki Setiana Dewi membuktikan bahwa menjadi ibu sekaligus mahasiswa di luar negeri bukanlah hal mustahil. Saat ini, Oki tengah menempuh pendidikan di Mesir, di mana ia harus menyeimbangkan antara tuntutan perkuliahan dan mengasuh ketiga buah hatinya.
Perjuangan Oki tidaklah mudah. Tekanan belajar yang tinggi sempat mengganggu kondisi fisik dan mentalnya. Namun, ia tak menyerah dan terus berjuang demi meraih ilmu.
"Saya hanya punya waktu tidur 3-4 jam sehari karena harus membagi waktu antara belajar dan mengurus anak-anak," ungkap Oki.
Kisah Oki menjadi inspirasi bagi banyak bunda yang sedang menghadapi peran ganda dalam hidup. Keteguhan hati dan kesabaran adalah kunci untuk melewati berbagai tantangan.
Kuliah Berat di Al-Azhar
Oki mengakui bahwa kuliah di Universitas Al-Azhar sangat menantang. Selain harus menghafal Al-Qur’an, hadis, dan materi perkuliahan yang padat, ia juga harus memastikan kebutuhan ketiga anaknya terpenuhi.
"Kuliah di Al-Azhar memang sangat berat, karena harus menghafal Al-Qur’an, hadis, dan materi yang sangat banyak," ujarnya.
Saking beratnya, Oki sampai mengalami gangguan kesehatan akibat stres. "Saya sampai muntah, mual, bahkan dua kali harus infus di rumah sakit karena stres ujian," kata Oki.
Namun, Oki tidak menyerah. Ia justru menjadikan perjuangannya sebagai proses penting untuk meraih ilmu yang bermanfaat dan berkah.
Rutinitas Padat: Kuliah Malam, Urus Anak
Setiap hari, Oki harus mengatur waktunya dengan sangat disiplin. Kesibukannya menuntutnya untuk pandai mengatur prioritas.
"Saya belajar sampai malam, tidur hanya 3 sampai 4 jam saja," ujarnya.
Anak-anak Oki juga ikut belajar dan mendapatkan bimbingan agar lebih mudah beradaptasi di lingkungan baru. Oki melihat semangat belajar mereka, meski terkadang menghadapi kesulitan.
"Anak-anak terbawa suasana belajar, jadi mereka juga semangat walau kadang sulit," jelas Oki.
Rutinitas padat ini menuntut kondisi fisik dan mental yang prima. Oki berusaha menjaga kesehatan sambil menjalankan perannya sebagai ibu dan mahasiswi.
Adaptasi dengan Bahasa dan Budaya Mesir
Belajar di negara asing membawa tantangan tersendiri. Oki harus menyesuaikan diri dengan bahasa dan budaya yang berbeda.
"Bahasa Arab bukan bahasa kita, jadi memang struggle awalnya untuk memahami semua pelajaran," katanya.
Suasana belajar di Mesir juga sangat berbeda dengan di Indonesia. Metode pengajaran yang tegas dan intens sempat membuatnya terkejut.
"Guru-gurunya berbicara dengan suara tinggi dan tegas, itu membuat saya kaget karena biasa di Indonesia lebih lembut," ujarnya.
Meski banyak kesulitan, Oki dan anak-anaknya terus berusaha beradaptasi. Seiring waktu, mereka mulai merasa nyaman dan mampu mengikuti pelajaran dengan baik.
Doa dan Dukungan Keluarga
Kekuatan terbesar Oki dalam menghadapi tantangan adalah doa dan dukungan dari keluarga. Ia meyakini bahwa hal ini menjadi pondasi untuk terus bertahan.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima," kata Oki.
Kebersamaan bersama anak-anak menjadi sumber semangat yang tak tergantikan. Momen sederhana bersama mereka menjadi penguat ketika rasa lelah melanda.
"Meski capek, saya selalu berusaha menemani anak-anak belajar dan memberikan perhatian penuh," tuturnya.
Dukungan dari orang-orang terdekat membuat Oki mampu melewati masa-masa sulit selama kuliah. Ia yakin segala perjuangan ini akan berbuah manis di masa depan.