Emas, yang selama ini dikenal sebagai perhiasan, kini memiliki potensi revolusioner di bidang medis. Ilmuwan berhasil memanfaatkan partikel emas berukuran nano untuk memulihkan penglihatan pada penderita gangguan retina.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa partikel emas dengan ukuran sangat kecil, dapat merangsang sel-sel retina yang masih berfungsi. Hasil studi menjanjikan ini membuka harapan baru bagi jutaan orang di seluruh dunia yang menderita penyakit degeneratif retina, seperti degenerasi makula.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Penyakit retina merusak sel fotoreseptor (batang dan kerucut) yang mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Namun, sel bipolar dan ganglion seringkali masih utuh. Partikel emas nano disuntikkan ke dalam retina dan ketika disinari dengan cahaya inframerah, partikel ini memanas dan merangsang sel bipolar dan ganglion. Proses ini meniru respon alami retina terhadap cahaya, sehingga memulihkan fungsi visual.
Hasil Uji Coba yang Menggembirakan
Uji coba pada tikus menunjukkan hasil yang sangat positif. Setelah penyuntikan partikel emas, peneliti menggunakan laser inframerah untuk memproyeksikan pola ke retina. Partikel emas berhasil mengaktifkan sel retina sesuai dengan pola cahaya laser. Otak tikus merespons rangsangan ini, menandakan informasi visual telah mencapai otak dan penglihatan mulai pulih. Yang lebih menggembirakan, tidak ditemukan efek toksik atau peradangan akibat penggunaan partikel emas.
Masa Depan yang Cerah
Para peneliti membayangkan pengembangan kacamata canggih dengan kamera mini dan laser inframerah. Kamera akan menangkap gambar, mengubahnya menjadi pulsa laser, dan mengarahkannya ke retina untuk mengaktifkan partikel emas. Metode ini menawarkan keunggulan dibandingkan prostetik retina konvensional yang menggunakan implan elektroda, karena prosedur injeksi lebih sederhana dan cakupan penglihatan lebih luas.
Partikel emas tersebar merata di seluruh retina, memungkinkan cakupan visual yang lebih luas dibandingkan sistem elektroda yang terbatas pada resolusi tertentu. Selain itu, penggunaan cahaya inframerah tidak mengganggu penglihatan alami yang mungkin masih dimiliki pasien.
Meskipun masih dalam tahap awal penelitian, teknologi ini menjanjikan solusi revolusioner bagi penderita gangguan retina. Jika studi lanjutan memberikan hasil positif, metode sederhana dan non-invasif ini berpotensi mengembalikan penglihatan bagi mereka yang telah kehilangan harapan.