Gaza City diguncang tragedi memilukan. Puluhan warga Palestina meregang nyawa dan banyak lainnya terluka saat berupaya mendapatkan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza bagian utara dan selatan.
Menurut laporan dari badan pertahanan sipil Gaza, sedikitnya 80 orang tewas ketika truk bantuan tiba di Gaza utara pada hari Minggu. Pada hari yang sama, sembilan orang lainnya kehilangan nyawa di dekat titik distribusi bantuan dekat Rafah, Gaza selatan. Insiden serupa juga terjadi di Rafah sekitar 24 jam sebelumnya, menewaskan banyak orang.
Empat korban lainnya dilaporkan tewas di dekat lokasi penyaluran bantuan di area Khan Younis, juga di Gaza selatan, kata juru bicara badan pertahanan sipil Gaza.
Program Pangan Dunia (WFP) PBB melaporkan bahwa konvoi 25 truk pembawa bantuan pangan mereka "dihadang oleh kerumunan besar warga sipil kelaparan yang ditembaki" di dekat Gaza City, setelah melewati pos pemeriksaan dari Israel.
Militer Israel membantah jumlah korban tewas yang dilaporkan. Mereka menyatakan bahwa tentara melepaskan tembakan peringatan "untuk menghilangkan ancaman langsung" ketika ribuan orang berkumpul di dekat Gaza City.
Seorang warga Gaza berusia 36 tahun, Qasem Abu Khater, menggambarkan bagaimana dirinya bergegas untuk mendapatkan tepung, tetapi mendapati kerumunan orang berdesakan sebelum tembakan dimulai. Dia menuturkan bahwa tank-tank Israel menembak secara acak ke arah warga yang sedang mencari bantuan, seolah sedang berburu binatang.
"Tank-tank itu menembakkan peluru secara acak ke arah kami dan para tentara penembak jitu Israel menembak seolah-olah mereka sedang berburu binatang di hutan," ujarnya. "Puluhan orang tewas tepat di depan mata saya, dan tidak seorang pun bisa menyelamatkan siapa pun," tambahnya.
WFP mengecam kekerasan terhadap warga sipil yang mencari bantuan kemanusiaan di Gaza sebagai tindakan yang "sama sekali tidak dapat diterima".