Pembenahan Sistem Pendidikan Dokter Spesialis: Prioritaskan Keamanan Pasien dan Kualitas Pendidikan

Menteri Kesehatan mengakui adanya sejumlah permasalahan krusial di rumah sakit pendidikan, khususnya terkait peran peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Tugas tambahan yang diberikan kepada mereka seringkali melampaui tanggung jawab seharusnya.

Praktik pendidikan dokter spesialis di berbagai rumah sakit dinilai belum optimal karena kurangnya supervisi langsung dari konsulen. Hal ini berpotensi menurunkan mutu pendidikan para koas dan residen.

Menteri Kesehatan menyoroti praktik pemberian tugas anestesi kepada PPDS di ruang bedah. Menurutnya, hal ini tidak hanya merugikan proses pendidikan, tetapi juga membahayakan keselamatan pasien. Praktik semacam ini, yang terjadi di hampir seluruh rumah sakit pendidikan, akan diperbaiki secara tegas. Dokter anestesi senior harus terlibat langsung dalam tindakan, bukan hanya mengandalkan PPDS, terutama dalam situasi krusial yang membahayakan pasien.

Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi akan melakukan perombakan sistem pendidikan kedokteran sebagai respons terhadap banyaknya kasus yang melibatkan PPDS. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan perbaikan yang serius, sistematis, dan konkret dalam pendidikan program dokter spesialis.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi mengumumkan pembentukan komite bersama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyusun langkah-langkah pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan kedokteran. Ia mengajak seluruh perguruan tinggi, khususnya yang memiliki fakultas kesehatan dan rumah sakit pendidikan, untuk bersama-sama membenahi sistem yang ada. Tujuannya adalah menjadikan ruang pendidikan dan rumah sakit sebagai tempat yang aman dan bermartabat.

Beberapa waktu terakhir, mencuat empat kasus dugaan pelecehan dan kekerasan seksual yang melibatkan peserta PPDS di berbagai kota. Para pelaku saat ini sedang dalam proses penanganan etik dan hukum.

Scroll to Top