Sel telur manusia memiliki kemampuan unik untuk bertahan hidup selama puluhan tahun, sejak sebelum seorang wanita dilahirkan hingga siap dibuahi. Penelitian terbaru membuka tabir rahasia di balik ketahanan luar biasa ini.
Oosit, atau sel telur yang belum matang, ternyata menjalankan strategi "mode siaga" internal. Mereka meminimalkan penggunaan energi dan secara aktif menjaga kebersihan sel untuk mencegah kerusakan.
Mengapa Sel Telur Bisa Bertahan Lebih Lama?
Oosit sengaja menonaktifkan sebagian mitokondria, terutama kompleks I, untuk mencegah pembentukan reactive oxygen species (ROS). ROS adalah molekul berbahaya yang dapat merusak DNA dan struktur sel lainnya.
Wanita dilahirkan dengan jutaan oosit, tetapi hanya sekitar 400 yang akan matang dan berovulasi selama hidupnya. Menjaga sel telur tetap utuh selama bertahun-tahun bukanlah tugas yang mudah karena metabolisme sel secara alami menghasilkan limbah molekuler.
Pembersihan Sel yang Unik Menjelang Ovulasi
Penelitian mengungkapkan bahwa menjelang ovulasi, lisosom didorong ke tepi sel dan dibuang ke cairan di sekitar sel telur. Ini adalah proses "bersih-bersih besar-besaran" yang belum pernah diamati sebelumnya pada manusia.
Mitokondria dan proteasom membentuk cincin di dekat membran sel, sementara bagian tengah sel tetap relatif sepi dari aktivitas pembersihan. Strategi ini bertujuan untuk menghindari produksi ROS. Peneliti menduga bahwa dengan menekan aktivitas pemrosesan limbah dan respirasi secara bersamaan, produksi ROS dapat ditekan hingga nyaris nol.
Implikasi bagi Teknologi IVF
Setiap tahun, jutaan siklus fertilisasi in vitro (IVF) dilakukan di seluruh dunia, namun tingkat keberhasilannya masih terbatas. Kualitas sel telur memainkan peran penting dalam keberhasilan IVF. Temuan ini menunjukkan bahwa sel telur terbaik adalah yang tetap diam secara metabolik hingga waktu pembuahan tiba.
Pendekatan populer seperti penggunaan antioksidan atau booster metabolik untuk "membangkitkan" sel telur mungkin justru kontraproduktif. Alih-alih meningkatkan aktivitas, pendekatan yang mendukung kondisi "tenang" alami oosit mungkin lebih menjanjikan.
Fokus Penelitian Selanjutnya: Sel Telur Usia Tua
Peneliti berencana untuk mempelajari oosit dari wanita berusia di atas 35 tahun dan dari siklus IVF yang gagal. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kemampuan menjaga mode hemat ini menurun seiring bertambahnya usia. Jika ya, terapi masa depan dapat diarahkan untuk mempertahankan atau memulihkan mode metabolik rendah ini, sebagai cara mengatasi penurunan kualitas sel telur terkait usia.