KYIV – Intensifikasi konflik antara Ukraina dan Rusia mencapai titik krusial. Drone Ukraina melancarkan serangan ke Moskow dan wilayah Rusia lainnya, dibalas Rusia dengan gelombang rudal dan drone yang menghantam Kyiv.
Serangan Rusia dimulai tak lama setelah tengah malam. Wali Kota Kyiv, Vitaly Klitschko, memperingatkan warga untuk mencari perlindungan saat sistem pertahanan udara ibu kota berupaya mencegat serangan yang datang. Ledakan susulan terdengar beberapa jam kemudian, dengan konfirmasi adanya kebakaran di atap bangunan non-hunian.
Pihak Ukraina melaporkan setidaknya satu korban jiwa dan satu luka-luka akibat puing-puing rudal dan drone yang berhasil dicegat oleh pertahanan udara. Puing-puing tersebut memicu kebakaran di sebuah bangunan perumahan dan dekat stasiun metro Lukyanovskaya. Video yang beredar di media sosial Ukraina menunjukkan dampak serangan, namun detail target dan jenis fasilitas yang terkena dampak sulit diverifikasi karena sensor ketat. Media Ukraina melaporkan bahwa rudal Rusia menghantam supermarket, gudang, dan kompleks bangunan tak berpenghuni.
Sementara itu, sistem pertahanan udara Rusia dilaporkan berhasil menghancurkan puluhan drone Ukraina yang memasuki wilayahnya. Serangan drone Kyiv semakin intensif dalam seminggu terakhir.
Sembilan drone yang menuju Moskow berhasil dicegat. Wali Kota Moskow, Sergey Sobyanin, mengumumkan bahwa layanan darurat telah dikerahkan ke lokasi jatuhnya puing-puing. Serangan juga menyasar Wilayah Rostov, dengan beberapa intersepsi dilaporkan di kota Shakhty, Novoshakhtinsk, dan Novocherkassk. Satu drone Ukraina merusak "ruang kendali lama" sebuah stasiun kereta api dekat Shakhty. Puing-puing dari drone lain menghantam rumah pribadi, dapur musim panas, dan dua mobil di desa terdekat.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan total 43 drone jatuh di wilayah Bryansk, Oryol, Kaluga, Belgorod, dan Moskow dalam waktu kurang dari empat jam. Pemerintah Rusia mengecam serangan ini sebagai "serangan teroris," yang menargetkan bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil.
Meskipun sempat ada perundingan damai di Istanbul, negosiasi terhenti. Ukraina kemudian menyatakan bahwa proses tersebut "sudah selesai". Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, baru-baru ini menawarkan untuk mengadakan putaran perundingan baru di Istanbul, setelah Moskow menuduhnya menunda-nunda dan mendesak Amerika Serikat untuk menekan Kyiv.