Jantung Berdebar Tengah Malam: Jangan Anggap Remeh, Bisa Jadi Pertanda Serius!

Seringkali kita mengabaikan sensasi jantung berdebar kencang yang membangunkan kita di tengah malam. Padahal, meski sering dikaitkan dengan stres atau cemas, kondisi ini bisa menjadi sinyal awal masalah pada jantung.

Spesialis jantung menekankan pentingnya mewaspadai gejala ini. Banyak orang meremehkannya dan menganggap dirinya sehat, padahal sebelum serangan jantung terjadi, tubuh seringkali memberikan tanda-tanda peringatan yang disalahartikan.

Memang benar stres dapat memicu jantung berdebar, terutama jika disertai rasa cemas. Namun, jika kondisi ini berulang, terutama saat beristirahat, perlu dicurigai sebagai indikasi gangguan irama jantung atau bahkan penyakit jantung koroner.

Penting untuk diingat bahwa gejala masalah jantung tidak selalu muncul saat beraktivitas berat. Seringkali, serangan jantung justru terjadi saat tidur atau dalam keadaan tenang.

Jangan remehkan tanda-tanda kecil seperti ini. Pemeriksaan jantung secara berkala sangat penting, terutama jika Anda pernah mengalami jantung berdebar tanpa penyebab yang jelas.

Selain itu, jaga kesehatan jantung dengan berolahraga secara rutin. Intensitas olahraga juga harus cukup menantang agar memberikan dampak maksimal.

Idealnya, lakukan olahraga selama 150 menit per minggu dengan intensitas sedang hingga berat. Targetkan detak jantung hingga 85% dari detak jantung maksimal Anda.

Rumus sederhana menghitung detak jantung maksimal adalah 220 dikurangi usia Anda. Misalnya, jika Anda berusia 40 tahun, maka detak jantung maksimal Anda adalah 180 denyut per menit. Target detak jantung saat olahraga adalah 85% dari angka tersebut, sekitar 153 denyut per menit.

Kegiatan ringan seperti menyapu atau mengepel tidak cukup. Anda membutuhkan aktivitas yang memacu jantung seperti bulu tangkis, tenis, atau naik tangga.

Anda dapat membagi 150 menit olahraga per minggu menjadi 30 menit per hari selama lima hari. Lebih banyak tentu lebih baik. Bahkan, pasien dengan riwayat penyakit jantung tetap dianjurkan berolahraga sebagai bagian dari program rehabilitasi, tentunya dengan pengawasan medis.

Hati-hati Berolahraga Tanpa Pemeriksaan Awal

Jangan langsung memulai olahraga berat tanpa memeriksa kondisi jantung Anda terlebih dahulu.

Banyak kasus orang yang terlihat bugar dan rajin berolahraga, namun tiba-tiba terkena serangan jantung. Hal ini bisa terjadi karena adanya sumbatan pada pembuluh darah jantung yang tidak terdeteksi sebelumnya.

Pemeriksaan menyeluruh sebelum memulai rutinitas olahraga berat sangat penting untuk mendeteksi potensi risiko, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi.

Perhatikan gejala-gejala kecil, lakukan pemeriksaan rutin, dan jaga kesehatan jantung dengan olahraga yang cukup. Tubuh seringkali memberikan sinyal peringatan sebelum masalah serius terjadi.

Scroll to Top