Tekanan Global Meningkat: 25 Negara Serukan Gencatan Senjata Segera di Gaza

London – Gelombang dukungan internasional bagi diakhirinya konflik di Gaza semakin kuat. Sebanyak 25 negara, termasuk Inggris, Australia, Kanada, Prancis, Italia, Jepang, negara-negara Uni Eropa, Swiss, dan Selandia Baru, mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen.

Negara-negara tersebut menggambarkan penderitaan warga Gaza telah mencapai titik nadir dan menekankan perlunya mengakhiri pertumpahan darah yang berkelanjutan. Mereka mendukung penuh upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.

Pernyataan tersebut mengkritik keras tindakan Israel di Gaza, yang dinilai telah merampas martabat kemanusiaan warga sipil. Bantuan kemanusiaan yang terbatas dan pembunuhan warga sipil yang mencari makanan dan air dikecam sebagai tindakan tidak manusiawi. Penolakan Israel terhadap bantuan penting juga dianggap tidak dapat diterima.

Israel didesak untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan mencabut pembatasan aliran bantuan, sehingga PBB dan organisasi kemanusiaan dapat melaksanakan misi penyelamatan jiwa mereka.

PBB mencatat, sekitar 875 orang tewas di Gaza saat berupaya mendapatkan makanan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), sebuah organisasi yang didukung oleh AS dan Israel, yang kini menjadi distributor utama bantuan.

Selain itu, negara-negara tersebut mengutuk keras penahanan sandera oleh Hamas dan menuntut pembebasan mereka segera dan tanpa syarat. Gencatan senjata yang dinegosiasikan dianggap sebagai harapan terbaik untuk memulangkan para sandera.

Koalisi 25 negara ini juga menentang keras setiap upaya perubahan teritorial atau demografis di wilayah Palestina yang diduduki. Rencana Israel untuk memindahkan warga Palestina ke "kota kemanusiaan" dianggap tidak dapat diterima, karena pemindahan paksa permanen merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional.

Pernyataan tersebut juga ditandatangani oleh Komisaris Uni Eropa untuk Kesetaraan, Kesiapsiagaan dan Manajemen Krisis, Hadja Lahbib, menunjukkan dukungan luas dari komunitas internasional untuk mengakhiri konflik di Gaza.

Scroll to Top