Jakarta – Pasar keuangan Indonesia menampilkan dinamika yang menarik pada Senin (21/7/2025) kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan, sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS justru mengalami pelemahan.
IHSG ditutup menguat 1,18% ke level 7.398,19, menandai rekor penguatan selama 11 hari berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah bursa saham Indonesia. Nilai transaksi mencapai Rp16,24 triliun dengan 31,25 miliar saham berpindah tangan. Sektor teknologi memimpin penguatan dengan melesat 8,40%, diikuti properti dan utilitas. Namun, sektor keuangan dan energi mengalami penurunan. Saham DCII dan BRPT menjadi pendorong utama kenaikan IHSG, sementara BMRI dan BBRI menjadi pemberat.
Di sisi lain, rupiah melemah 0,12% ke posisi Rp16.305/US$. Pelemahan ini terjadi di tengah penantian pelaku pasar terhadap pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang diharapkan memberikan sinyal terkait arah kebijakan moneter AS. Keputusan Bank Indonesia memangkas BI-Rate juga turut membebani rupiah, tercermin dari capital outflow sebesar Rp10,49 triliun.
Pasar obligasi Indonesia menunjukkan sinyal positif, dengan imbal hasil SBN tenor 10 tahun turun 0,47% menjadi 6,520%, menandakan meningkatnya minat investor terhadap SBN.
Sementara itu, Wall Street ditutup dengan hasil beragam. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite menguat, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, didorong oleh optimisme terhadap musim laporan keuangan perusahaan. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan tipis.
Faktor-faktor Penentu Pasar Hari Ini
Pergerakan pasar keuangan Indonesia hari ini (22/7/2025) akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting:
- Data Uang Beredar: Bank Indonesia akan merilis data uang beredar periode Juni 2025, yang akan memberikan gambaran mengenai aktivitas konsumsi dan kredit.
- Kebijakan Suku Bunga China: Keputusan Bank Sentral China untuk mempertahankan suku bunga di tengah perlambatan ekonomi akan menjadi perhatian.
- Pidato Jerome Powell: Pidato Ketua The Fed akan dicermati untuk mencari petunjuk mengenai kebijakan moneter AS di masa depan.
- Kesepakatan Tarif dengan AS: Perkembangan terkait negosiasi tarif antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat akan menjadi penggerak sentimen pasar.
- I-EU CEPA: Penandatanganan perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) diharapkan dapat mendorong ekspor Indonesia.
- Koperasi Merah Putih: Peresmian 80.081 unit Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto diharapkan dapat memperkuat ekonomi kerakyatan.
Agenda dan Rilis Data Hari Ini
Selain faktor-faktor di atas, sejumlah agenda dan rilis data ekonomi juga akan mempengaruhi pasar hari ini:
- Peluncuran Tema dan Logo HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
- Kunjungan kerja Menteri PKP ke Apartemen Meikarta.
- Penandatanganan MoU antara GP Ansor dengan PT Indomaret Group.
- Peluncuran Taxpayers’ Charter oleh Dirjen Pajak.
- Webinar Gaza Terkini: Gencatan Senjata, Krisis Kemanusiaan dan Solidaritas Global.
IHSG yang telah mencatatkan penguatan selama 11 hari berturut-turut menjadi sentimen positif, namun pasar keuangan Indonesia masih menantikan kebangkitan rupiah di tengah berbagai tantangan global dan domestik.