Mengenal Malaria: Penyebab, Jenis, Gejala, dan Pencegahannya

Malaria adalah penyakit infeksi yang menyebabkan demam, menggigil, dan perasaan tidak nyaman. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Penting untuk membedakan malaria dari Demam Berdarah Dengue (DBD). Meski keduanya ditularkan oleh nyamuk betina, malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles, sedangkan DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Keduanya menyebabkan demam tinggi dan memerlukan penanganan medis yang tepat.

Apa Itu Malaria?

Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang membawa parasit tersebut. Penyakit ini umum ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Malaria dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengonsumsi obat sesuai resep dokter. Pengobatan yang tepat dapat mengurangi risiko malaria ringan menjadi lebih parah.

Jenis-Jenis Malaria

Berdasarkan jenis parasit Plasmodium yang menjadi penyebabnya, malaria terbagi menjadi beberapa jenis:

  1. Plasmodium Falciparum: Jenis ini paling berbahaya dan sering menyebabkan malaria berat. Jika tidak segera ditangani, terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun dan ibu hamil, risiko kematian sangat tinggi.
  2. Plasmodium Vivax: Jenis ini adalah penyebab malaria yang paling umum setelah P. Falciparum. Sering ditemukan di Asia Tenggara dan Amerika Latin. Dapat menyebabkan kekambuhan beberapa bulan setelah infeksi awal.
  3. Plasmodium Malariae: Infeksi P. Malariae biasanya menyebabkan demam setiap tiga hari. Kasusnya relatif jarang, tetapi bisa menjadi kronis.
  4. Plasmodium Ovale: Gejalanya cenderung ringan, namun tetap berisiko menimbulkan komplikasi. Masa inkubasinya sekitar 17 hari.
  5. Plasmodium Knowlesi: Jenis parasit ini menimbulkan gejala demam yang mirip dengan P. Falciparum. Sering ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Masa inkubasinya rata-rata sekitar 11 hari.

Penyebab Malaria

Malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium. Penyakit ini menular melalui gigitan nyamuk yang membawa parasit tersebut. Parasit yang masuk ke dalam tubuh berkembang biak dan menyebabkan gejala. Malaria juga dapat menular dari ibu hamil ke janin atau bayi baru lahir.

Meskipun jarang, penularan malaria juga dapat terjadi melalui jarum suntik, transfusi darah, dan transplantasi organ.

Faktor Risiko Malaria

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu, memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi parasit Plasmodium. Orang yang sering bepergian ke daerah endemis malaria juga berisiko tinggi. Kurangnya akses ke layanan kesehatan juga dapat memperburuk pencegahan, perawatan medis, dan informasi tentang penyakit ini.

Gejala Malaria

Gejala malaria pada orang dewasa dan anak-anak dapat muncul 1 minggu hingga sebulan setelah terinfeksi parasit. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun selama 1 tahun atau lebih setelah digigit nyamuk. Gejalanya bisa ringan atau parah, tergantung pada kondisi masing-masing individu. Gejala umum malaria meliputi:

  • Demam tinggi disertai menggigil
  • Sakit kepala dan nyeri otot
  • Mual
  • Berkeringat banyak setelah demam reda
  • Diare (pada beberapa kasus)
  • Mudah merasa lelah

Diagnosis Malaria

Dokter mendiagnosis malaria melalui pemeriksaan medis. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat perjalanan ke daerah tropis, dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan memeriksa kondisi limpa dan hati untuk melihat apakah ada pembesaran. Jika ada tanda-tanda malaria, pasien akan menjalani tes darah untuk diagnosis yang akurat.

Komplikasi Malaria

Malaria dapat memicu komplikasi serius jika tidak segera diobati. Komplikasi ini dapat mengancam jiwa dan meliputi:

  • Gula darah rendah (Hipoglikemia): Parasit Plasmodium dapat menyebabkan hipoglikemia yang dapat memicu koma hingga kematian.
  • Anemia: Komplikasi ini dapat menyebabkan anemia karena penghancuran sel darah merah oleh parasit.
  • Gangguan pernapasan: Kondisi ini menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru dan membuat penderita sulit bernapas.
  • Malaria serebral: Sel darah yang terinfeksi parasit menyumbat pembuluh darah kecil ke otak, menyebabkan kerusakan otak, kejang, dan koma.
  • Gagal organ: Kerusakan ginjal, hati, atau limpa.

Pengobatan Malaria

Pengobatan malaria tergantung pada jenis parasit, tingkat keparahan, usia pasien, dan kondisi kesehatan secara umum. Penanganan umum meliputi:

  • Obat antimalaria: Seperti klorokuin fosfat untuk kasus ringan.
  • Terapi Kombinasi Berbasis Artemisinin (ACT): Efektif untuk malaria yang resisten terhadap obat lain.
  • Obat tambahan: Seperti atovaquone-proguanil, quinine sulfate, dan primakuin fosfat, sesuai rekomendasi dokter.

Cara Mencegah Malaria

Ada beberapa cara untuk mencegah infeksi malaria:

  • Hindari aktivitas di luar rumah saat senja dan malam hari.
  • Kenakan pakaian longgar, panjang, dan berwarna terang.
  • Oleskan losion anti-nyamuk pada kulit.
  • Gunakan obat nyamuk dalam bentuk semprotan atau alat penguap di dalam ruangan.
  • Tidur menggunakan kelambu.

Kapan Harus ke Dokter?

Ciri-ciri malaria biasanya dimulai dengan menggigil, diikuti demam tinggi, lalu berkeringat dan suhu tubuh kembali normal. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala tersebut, dan baru saja kembali dari daerah endemis malaria, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Scroll to Top