Teheran mengakui bahwa serangan udara Amerika Serikat bulan lalu telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada fasilitas nuklir mereka. Akibatnya, program pengayaan uranium Iran terpaksa dihentikan sementara.
Menurut pernyataan pejabat tinggi Iran, fasilitas-fasilitas tersebut mengalami kerusakan "parah". Meski demikian, Iran menegaskan tidak akan menghentikan program pengayaan nuklirnya secara permanen. Bagi Iran, pengayaan uranium adalah pencapaian ilmuwan mereka dan simbol kebanggaan nasional.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mencatat bahwa Iran adalah satu-satunya negara non-nuklir yang memperkaya uranium hingga 60%, sebuah langkah signifikan mendekati tingkat 90% yang diperlukan untuk pembuatan senjata nuklir.
Negara-negara Barat telah lama menuduh Iran secara diam-diam berupaya mengembangkan senjata nuklir. Namun, pemerintah Iran selalu membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai seperti produksi energi.
Sebelumnya, serangkaian perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat telah dilakukan, namun terhenti setelah meningkatnya ketegangan akibat serangan militer oleh Israel terhadap Iran. Serangan tersebut kemudian dibalas oleh Amerika Serikat dengan pengeboman terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran, termasuk lokasi pengayaan uranium di Fordow, Isfahan dan Natanz.