TEL AVIV – Tekanan internasional semakin meningkat terhadap Israel untuk mengakhiri konflik di Gaza. Sebanyak 25 negara Barat, termasuk sekutu dekat seperti Inggris, Australia, Kanada, Prancis, dan Italia, telah menyampaikan seruan bersama agar Israel segera menghentikan perang, menyoroti penderitaan mendalam yang dialami warga sipil Palestina.
Dalam pernyataan mereka, 25 negara tersebut juga mengkritik rencana Israel untuk membangun "kota kemanusiaan" di Gaza selatan, aktivitas pembangunan permukiman di Tepi Barat, dan mendesak pembebasan sandera yang ditahan di Gaza. Desakan ini muncul di tengah laporan mengenai jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar di sekitar lokasi distribusi bantuan dan meningkatnya malnutrisi yang mempengaruhi anak-anak di Gaza.
"Penderitaan warga sipil di Gaza telah mencapai titik terendah. Model penyaluran bantuan pemerintah Israel berbahaya, memicu ketidakstabilan, dan merampas martabat manusia warga Gaza," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut.
Negara-negara Barat itu mengecam penundaan pemberian bantuan dan tindakan tidak manusiawi terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, yang berusaha mendapatkan air dan makanan. Mereka juga mengutuk fakta bahwa ratusan warga Palestina tewas saat mencari bantuan. Negara-negara tersebut meminta Israel untuk segera mencabut pembatasan aliran bantuan dan memungkinkan PBB serta LSM kemanusiaan untuk melakukan pekerjaan penyelamatan jiwa mereka dengan aman dan efektif.
Komunike ini ditandatangani oleh para menteri luar negeri dari berbagai negara, termasuk Australia, Austria, Belgia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Lituania, Luksemburg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris, serta Komisioner Uni Eropa.
Meskipun demikian, Israel menolak tekanan ini, menyatakan bahwa pernyataan tersebut "mengirim pesan yang salah kepada Hamas." Kementerian Luar Negeri Israel berpendapat bahwa semua tuntutan seharusnya ditujukan kepada Hamas, yang dianggap bertanggung jawab atas konflik dan penolakan terhadap kesepakatan pembebasan sandera.
Duta Besar AS untuk Israel juga mengecam pernyataan 25 negara tersebut, dengan menyebutnya "menjijikkan" dan menyatakan bahwa menyalahkan Israel adalah tindakan yang tidak rasional.
Beberapa negara Eropa, seperti Jerman, Republik Ceko, Hongaria, dan Slovakia, tidak ikut menandatangani pernyataan tersebut. Namun, Menteri Luar Negeri Jerman menyatakan keprihatinannya tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Menteri Luar Negeri Inggris juga mengkritik keras sistem bantuan baru Israel, menyebutnya "tidak manusiawi, berbahaya, dan merampas martabat manusia warga Gaza."