Trump Geram Atas Serangan Israel di Gaza yang Tewaskan Warga Sipil

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan sangat marah setelah serangan yang dilancarkan Israel mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di kalangan warga Gaza yang sedang mengantre bantuan kemanusiaan.

Karoline Leavitt, Sekretaris Pers Gedung Putih, menyatakan bahwa situasi yang terjadi di Gaza saat ini bukanlah yang diharapkan oleh Trump.

"Presiden tidak pernah menyukai pemandangan seperti itu. Ia menginginkan pembunuhan ini diakhiri, dan ia ingin negosiasi gencatan senjata dilakukan di wilayah tersebut," ujar Leavitt.

Ia menambahkan, "Ia juga ingin semua sandera dibebaskan dari Gaza. Ini telah menjadi prioritas utama bagi presiden."

Trump sendiri telah mengusulkan proposal perdamaian untuk Israel dan Hamas. Akan tetapi, proposal tersebut cenderung lebih menguntungkan Israel dan mengabaikan hak-hak warga Gaza.

Salah satu poin kontroversial dalam proposal tersebut adalah rencana pemindahan paksa warga Gaza dari tanah kelahiran mereka. Ide ini mendapat penolakan keras dari komunitas internasional karena dianggap sebagai upaya pembersihan etnis.

Leavitt juga menegaskan bahwa Trump menginginkan agar bantuan dapat didistribusikan secara damai tanpa adanya korban jiwa, serta memastikan bantuan tersebut tidak jatuh ke tangan Hamas.

Trump sangat prihatin melihat kondisi kelaparan yang dialami oleh perempuan dan anak-anak di Gaza.

Perlu diketahui, beberapa waktu lalu, Israel menyerang warga Gaza yang tengah mengantre bantuan kemanusiaan. Akibat tindakan tersebut, lebih dari 90 orang tewas.

Selama agresi berlangsung, Israel sering kali menyerang warga yang mengantre bantuan atau kerumunan lainnya dengan alasan menjaga ketertiban.

Hingga saat ini, lebih dari 58.000 warga Palestina telah menjadi korban jiwa akibat serangan Israel, selain itu banyak tempat tinggal dan fasilitas umum hancur.

Scroll to Top