Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan sangat tidak senang dengan laporan mengenai jatuhnya korban jiwa di kalangan warga Palestina yang tengah mengantre bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Gedung Putih menegaskan bahwa Trump ingin pembunuhan semacam itu segera dihentikan.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengungkapkan kekecewaan Trump saat berbicara kepada wartawan. Lebih lanjut, Leavitt juga menyampaikan bahwa Trump "terkejut" dengan serangan Israel yang menyasar lokasi pemerintahan Suriah dan insiden yang menimpa sebuah gereja Katolik di Jalur Gaza.
Pernyataan Leavitt ini mengindikasikan adanya ketidaknyamanan dari pihak AS terhadap kebijakan Israel di Suriah dan Jalur Gaza, meski secara umum kedua negara masih memiliki hubungan strategis yang kuat.
Menanggapi pertanyaan wartawan mengenai insiden terbaru yang menyebabkan banyak korban jiwa saat pembagian bantuan kemanusiaan di Gaza, Leavitt menjawab, "Presiden Trump tidak pernah senang melihat kejadian seperti itu."
"Dia ingin kekerasan dihentikan, dan dia ingin perundingan gencatan senjata segera dilakukan di wilayah tersebut," tegasnya, merujuk pada keinginan Trump.
"Dia juga ingin semua sandera dibebaskan dari Gaza. Itu adalah prioritas utama bagi Presiden," imbuh Leavitt.
Militer Israel (IDF) mengakui bahwa pasukannya melepaskan tembakan peringatan yang mengenai warga Palestina. Mereka berdalih bahwa warga tersebut mendekati pasukan dengan cara yang mengancam, saat ribuan orang berkumpul di dekat konvoi truk bantuan PBB di wilayah utara Jalur Gaza.
Tanpa secara langsung menyebut Israel, Leavitt mengatakan bahwa Trump menginginkan bantuan kemanusiaan didistribusikan "secara damai sehingga tidak ada lagi nyawa yang melayang." Ia juga menekankan bahwa bantuan kemanusiaan harus dipastikan tidak jatuh ke tangan Hamas.
"Trump sangat tidak suka melihat gambar-gambar kelaparan yang dialami wanita dan anak-anak yang sangat membutuhkan bantuan tersebut," ujar Leavitt.
Ketika ditanya apakah Trump telah menyampaikan rasa frustrasinya kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas serangan Israel di Jalur Gaza, Leavitt menjawab bahwa kedua pemimpin memiliki "hubungan kerja yang baik" dan sering berkomunikasi.
Namun, beberapa pejabat AS mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap Netanyahu. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan dalam pemerintahan AS telah meluas hingga ke Presiden Trump sendiri.