JAKARTA, DISWAY.ID – Pemilihan Asnawi Mangkualam dan Muhammad Ferarri sebagai perwakilan Timnas Indonesia di ASEAN All Stars memicu perdebatan. Mengapa nama-nama beken seperti Jay Idzes, Rizky Ridho, atau Justin Hubner tak masuk daftar? Jadwal padat Garuda Calling yang berdekatan dengan laga ASEAN All Stars pada 28 Mei disinyalir menjadi penyebabnya. Timnas Indonesia akan bertanding pada 5 Juni, dan kemungkinan ada laga persahabatan sebelumnya. Risiko menurunkan pemain inti untuk laga ekshibisi dianggap terlalu besar.
Namun, isu yang lebih besar muncul: Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) diduga secara implisit tidak mengakui kontribusi Timnas Indonesia dalam pembentukan tim ASEAN All Stars yang akan menghadapi Manchester United pada Mei 2025. Keputusan ini menuai kecaman, terutama dari publik Indonesia yang merasa kontribusi pemainnya seringkali diabaikan.
ASEAN All Stars adalah inisiatif Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) untuk mempererat solidaritas dan memajukan sepak bola di kawasan. Sejak awal, tim ini diisi pemain-pemain terbaik dari negara anggota AFF. Pada tahun 2014, ASEAN All Stars bahkan berhadapan dengan Timnas Indonesia dalam laga amal.
Edisi 2025 direncanakan akan mempertemukan ASEAN All Stars dengan Manchester United di Stadion Nasional Bukit Jalil, Malaysia. Laga ini diharapkan menjadi ajang unjuk gigi kekuatan sepak bola Asia Tenggara.
Namun, pernyataan Ketua Komite Kompetisi FAM, Firdaus Mohamed, menimbulkan polemik. Ia mengindikasikan bahwa Indonesia tidak diundang penuh dalam proses pembentukan tim karena dianggap belum memenuhi standar sepak bola Asia yang diinginkan. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan tentang inklusivitas AFF. Padahal, performa Timnas Indonesia belakangan ini menunjukkan peningkatan signifikan.
Di tengah ketidakjelasan ini, kabar pemanggilan Asnawi dan Ferarri menambah kontroversi. FAM seolah tidak mengakui timnas secara keseluruhan, namun tetap mempertimbangkan pemain individunya. Presiden FAM bahkan secara implisit menyatakan keberatan atas pemanggilan kedua pemain tersebut, menekankan pentingnya komitmen dan integritas. Pernyataan ini dianggap sebagai sindiran halus terhadap pemain Indonesia.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyerahkan keputusan pemanggilan kepada pelatih ASEAN All Stars, Patrick Kluivert. Ia juga menekankan bahwa fokus utama PSSI adalah persiapan timnas menghadapi Kualifikasi Piala Dunia.
Patrick Kluivert menghadapi tantangan berat dalam meramu tim terbaik dari negara-negara ASEAN. Kabarnya, Shin Tae-yong juga akan dilibatkan sebagai konsultan teknis tim ini, menunjukkan pengakuan atas kualitas sepak bola Indonesia.
Di media sosial, gelombang protes dan kekecewaan mewarnai tanggapan suporter Indonesia. Banyak yang merasa FAM tidak mencerminkan semangat persatuan Asia Tenggara. Tagar seperti #respectIndonesia dan #solidaritas sempat menjadi trending topik. Sikap FAM yang dianggap eksklusif ini berpotensi memperkeruh hubungan antar federasi di ASEAN.
Pengamat sepak bola mengingatkan bahwa ketidakadilan ini dapat mengancam upaya memajukan sepak bola kawasan melalui kerja sama kolektif. Jika solidaritas hanya menjadi slogan, sulit bagi sepak bola ASEAN untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di Asia.