Sebuah studi berskala besar yang melibatkan ribuan peserta mengungkapkan temuan mengejutkan terkait eritritol, pemanis yang banyak ditemukan dalam produk makanan rendah gula dan ramah keto. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara kadar eritritol yang tinggi dalam darah dengan peningkatan risiko masalah jantung yang signifikan, hampir dua kali lipat.
Eritritol, yang secara teknis merupakan gula alkohol, berbeda dengan pemanis buatan lainnya seperti aspartam dan sukralosa. Senyawa alami ini diproduksi oleh tubuh dalam jumlah kecil dan mendapatkan popularitas karena rasa manisnya yang mirip dengan gula, sekitar 80% dari rasa manis gula biasa. Hal ini menjadikannya pilihan yang disukai oleh produsen makanan untuk menciptakan produk "bebas gula" tanpa rasa manis yang berlebihan.
Meskipun telah disetujui oleh badan regulasi seperti Badan Standar Pangan Eropa dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sebagai bahan yang aman, penelitian terbaru ini menambah bukti bahwa bahkan alternatif gula "alami" pun dapat memiliki risiko kesehatan yang tersembunyi.
Temuan ini memunculkan pertanyaan penting bagi konsumen tentang dampak jangka panjang dari substitusi gula. Eritritol memang dapat membantu mengelola berat badan dan mencegah diabetes dengan mengurangi asupan kalori dan mengendalikan lonjakan gula darah. Namun, potensi efeknya pada lapisan pelindung otak dan peningkatan risiko kardiovaskular menimbulkan kekhawatiran serius.
Penelitian ini menyoroti tantangan yang lebih besar dalam ilmu gizi, yaitu memahami efek jangka panjang dari bahan tambahan makanan yang relatif baru yang telah menjadi bagian integral dari pola makan modern. Meskipun eritritol dapat membantu menghindari bahaya langsung dari konsumsi gula berlebihan, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan rutin dapat secara diam-diam membahayakan perlindungan otak seiring waktu.
Sebagai konsumen, penting untuk mempertimbangkan kembali hubungan kita dengan pemanis yang tampaknya tidak berbahaya ini. Apakah ada alternatif pengganti gula yang benar-benar bebas risiko? Sementara para ilmuwan terus menyelidiki hubungan yang mengkhawatirkan ini, konsumen mungkin ingin berhati-hati dan mempertimbangkan pilihan lain yang lebih sehat.