Kabar baik muncul terkait konflik Rusia-Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan bahwa perundingan antara kedua negara akan dilanjutkan pada Rabu, 23 Juli 2025, di Istanbul, Turki.
Pengumuman ini menyusul tekanan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memberikan ultimatum kepada Rusia untuk mencapai kesepakatan dalam waktu 50 hari, atau menghadapi sanksi dari Washington.
Meskipun awalnya Kremlin tidak terlalu optimis, Zelensky menyampaikan pengumuman ini sebagai tanda harapan baru. "Hari ini, saya berdiskusi dengan Rustem Umerov mengenai persiapan pertemuan di Turki dengan pihak Rusia. Umerov melaporkan bahwa pertemuan tersebut dijadwalkan pada hari Rabu," ujar Zelensky dalam pidatonya.
Detail lebih lanjut mengenai perundingan ini akan diumumkan pada hari Selasa. Namun, pihak Rusia belum memberikan konfirmasi resmi terkait negosiasi baru ini.
Seorang pejabat senior Ukraina mengungkapkan bahwa perundingan di Istanbul kemungkinan besar akan fokus pada pertukaran tahanan dan potensi pertemuan antara Zelensky dan Presiden Putin.
Pengumuman perundingan ini muncul di tengah serangan terbaru Rusia di Kyiv, yang menyebabkan kebakaran dan kerusakan tempat perlindungan bawah tanah. Angkatan udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan ratusan pesawat nirawak dan rudal dalam serangan semalam, menargetkan fasilitas militer Ukraina.
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung sejak Februari 2022. Rusia menuntut agar Ukraina tidak bergabung dengan NATO dan menyerahkan empat wilayah, selain Krimea, ke Moskow.