WASHINGTON – Mantan Presiden AS, Donald Trump, kembali melontarkan ancaman keras terhadap Iran, menyatakan bahwa Amerika Serikat siap menyerang fasilitas nuklir negara tersebut sekali lagi jika diperlukan. Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas pengakuan terbaru dari pejabat tinggi Iran mengenai kerusakan signifikan yang dialami situs nuklir mereka akibat serangan yang terjadi bulan lalu.
Trump menggunakan platform Truth Social untuk menyampaikan pesan tersebut, menyusul laporan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, yang mengakui bahwa kerusakan pada fasilitas nuklir Iran sangat parah dan sebagian besar hancur.
Trump juga mengkritik laporan CNN yang menyatakan bahwa serangan AS bulan lalu tidak sepenuhnya melumpuhkan program nuklir Iran. Ia menuntut agar CNN memecat reporter yang membuat laporan tersebut dan meminta maaf kepadanya serta para pilot yang terlibat dalam operasi penghancuran fasilitas nuklir Iran.
Operasi Midnight Hammer yang dilakukan AS menargetkan tiga lokasi nuklir utama Iran menggunakan pesawat pembom siluman B-2 yang membawa bom penghancur bunker berbobot 30.000 pon.
Dalam wawancara dengan Fox News, Araghchi mengonfirmasi skala kerusakan yang diakibatkan serangan tersebut. Ia menyatakan bahwa fasilitas mereka mengalami kerusakan yang sangat parah. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa Iran tidak akan menghentikan program pengayaan uraniumnya, karena hal tersebut dianggap sebagai kebanggaan nasional.
Araghchi menekankan bahwa pengayaan uranium sangat berharga bagi Iran dan merupakan pencapaian ilmuwan mereka sendiri. Iran bersikeras bahwa program nuklirnya bertujuan damai, meskipun badan pengawas nuklir PBB telah memperingatkan bahwa tingkat pengayaan uranium yang dilakukan Teheran tidak dapat dibenarkan untuk tujuan sipil.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Sekretaris Pers Karoline Leavitt menyatakan bahwa pemerintahan Trump tetap terbuka untuk jalur diplomasi. Ia menambahkan bahwa presiden telah menegaskan prioritasnya untuk Iran, yaitu menghancurkan kemampuan nuklir mereka, dan pemerintah siap untuk berunding dengan Iran jika dianggap perlu.
Iran dijadwalkan untuk bertemu dengan negara-negara Eropa untuk membahas perundingan nuklir, namun Amerika Serikat tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.