Tragedi Pesawat Jatuh di Sekolah Dhaka: Saksi Mata Ungkap Kengerian

Sebuah pesawat tempur milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh menghantam Sekolah Milestone School and College di pinggiran utara Dhaka, menewaskan puluhan orang, termasuk siswa dan orang tua. Peristiwa tragis ini terjadi setelah pesawat mengalami kerusakan teknis tak lama setelah lepas landas.

Farhan Hasan, seorang siswa kelas 10, menyaksikan langsung kejadian mengerikan tersebut. "Pesawat yang terbakar itu menghantam gedung tepat di depan mata saya," ujarnya, menggambarkan betapa dekatnya ia dengan maut. Lebih menyayat hati, ia kehilangan sahabatnya yang berada di ruang ujian bersamanya. "Sahabat saya… meninggal tepat di depan mata saya," ucapnya dengan pilu.

Api dan asap tebal membubung tinggi setelah pesawat menghantam bangunan berlantai dua tersebut. Tim penyelamat bergegas mengevakuasi korban luka dan jenazah dari reruntuhan. Ambulans silih berganti membawa para korban ke rumah sakit.

Menurut keterangan militer Bangladesh, pilot pesawat, Letnan Penerbang Md. Taukir Islam, turut menjadi korban jiwa. Ia diduga berusaha mengarahkan pesawat ke area yang tidak padat penduduk sebelum akhirnya jatuh.

Kepanikan melanda lokasi kejadian saat orang-orang berlarian mencari perlindungan. Seorang ibu yang mencari putranya mengaku sempat berkomunikasi setelah kecelakaan, namun kehilangan kontak setelahnya. Rumah sakit dipenuhi keluarga yang cemas mencari kabar orang terkasih mereka.

Lebih dari 50 orang dilarikan ke rumah sakit dengan luka bakar, sebagian besar anak-anak berusia antara 9 hingga 14 tahun. Korban luka dirawat di beberapa rumah sakit di Dhaka. Shah Alam, paman dari seorang siswa kelas 8 bernama Tanvir Ahmed yang meninggal dalam kecelakaan itu, tampak terpukul saat mendampingi ayahnya yang terpaku.

Pihak Angkatan Udara Bangladesh telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat. Gambar-gambar dari lokasi kejadian menunjukkan petugas penyelamat berupaya keras mencari korban selamat di antara puing-puing.

Kecelakaan pesawat tergolong jarang terjadi di Bangladesh. Peristiwa serupa terakhir kali terjadi pada tahun 1984, ketika pesawat Biman jatuh ke rawa saat mendarat di dekat bandara Dhaka, menewaskan seluruh penumpangnya.

Pemerintah Bangladesh telah meluncurkan nomor telepon darurat untuk memberikan informasi kepada keluarga korban. Jenazah yang teridentifikasi akan segera diserahkan kepada keluarga, sementara yang belum akan diidentifikasi melalui tes DNA. Bantuan medis terus diberikan kepada para korban luka, dan para sukarelawan berbondong-bondong menyumbangkan darah. Insiden ini menuai duka cita dari para pemimpin negara tetangga, termasuk Pakistan dan India.

Scroll to Top