Hepatitis masih menjadi momok kesehatan yang menghantui masyarakat Indonesia. Seringkali tanpa disadari pada tahap awal, virus hepatitis menyimpan potensi bahaya yang besar. Hepatitis B dan C menjadi perhatian utama karena dapat berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
Data terbaru menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Jutaan warga Indonesia terinfeksi hepatitis B dan C, namun sebagian besar belum terdiagnosis dan belum mendapatkan pengobatan yang memadai. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan perekonomian negara.
Bagaimana Hepatitis Menular?
Penularan hepatitis umumnya terjadi melalui dua cara utama:
- Fekal-Oral: Melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus hepatitis.
- Kontak Darah: Penggunaan jarum suntik bersama-sama dengan penderita hepatitis, atau penularan dari ibu hamil kepada janinnya.
Meskipun beberapa jenis hepatitis seperti A dan E bersifat akut dan dapat sembuh dengan sendirinya, hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi kronis dan memicu komplikasi yang fatal.
Dampak Mengerikan Hepatitis
Penyakit hepatitis bukan hanya masalah kesehatan individu, tetapi juga memberikan dampak luas pada berbagai aspek kehidupan:
- Kesehatan: Hepatitis kronis dapat berkembang menjadi sirosis (dengan gejala seperti muntah darah, asites, kegagalan hati, hingga koma), kanker hati, dan bahkan kematian.
- Lingkungan: Meningkatkan risiko penularan, memberikan beban berat bagi keluarga dan masyarakat.
- Pekerjaan: Mengganggu kinerja, menurunkan prestasi kerja, hingga kehilangan karir.
- Sosial: Memicu stigma yang menyebabkan penderita tersisih dari lingkungan sosial dan pekerjaan.
- Psikologis: Menyebabkan depresi, hilangnya kepercayaan diri, penurunan semangat kerja, dan perasaan tidak berguna.
Mengingat dampak yang begitu besar, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran tentang hepatitis dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan nyawa.