Waspada! WHO Umumkan Status Darurat Chikungunya Mengintai Dunia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan darurat pada Selasa, 22 Juli 2025, terkait ancaman penyebaran virus chikungunya yang berpotensi menjadi wabah global. Peringatan ini muncul menyusul peningkatan kasus yang bermula di wilayah Samudra Hindia dan kini mulai merambah Eropa serta benua lainnya.

Berdasarkan data WHO, sekitar 5,6 miliar penduduk di 119 negara berada dalam zona risiko tertular virus chikungunya. Virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi yang hebat, bahkan hingga disabilitas jangka panjang.

Peningkatan kasus yang signifikan terjadi sejak awal 2025, dengan fokus utama di pulau-pulau Samudra Hindia seperti La Réunion, Mayotte, dan Mauritius. Di La Réunion, diperkirakan sepertiga populasi telah terinfeksi. Penyebaran virus kini meluas ke Madagaskar, Somalia, dan Kenya, serta menunjukkan penularan epidemik di wilayah Asia Tenggara, termasuk India.

Ancaman terbesar saat ini adalah penyebaran virus chikungunya ke Eropa. Prancis telah melaporkan sekitar 800 kasus impor sejak 1 Mei. Yang lebih mengkhawatirkan, 12 kasus penularan lokal terdeteksi di wilayah selatan Prancis, di mana pasien terinfeksi oleh nyamuk setempat tanpa riwayat perjalanan ke daerah endemis. Italia juga melaporkan satu kasus serupa.

Chikungunya tidak memiliki obat khusus dan ditularkan terutama oleh nyamuk Aedes, termasuk Aedes albopictus atau nyamuk "harimau" yang juga menjadi vektor penyakit demam berdarah (dengue) dan Zika.

Virus ini memiliki potensi memicu wabah besar dalam waktu singkat karena nyamuk pembawanya aktif menggigit di siang hari. WHO menekankan pentingnya langkah pencegahan, seperti penggunaan obat anti nyamuk dan pakaian berlengan panjang, sebagai upaya perlindungan diri.

Scroll to Top