Pertandingan sengit antara Timnas Indonesia U-23 dan Malaysia U-23 dalam babak penyisihan Grup Piala AFF U-23 2025 diwarnai kontroversi. Insiden bendera Malaysia yang dipasang terbalik oleh sejumlah oknum suporter Indonesia memicu kemarahan di Negeri Jiran.
Laga yang berakhir imbang 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno tersebut, tidak hanya mengecewakan harapan Malaysia untuk melaju ke semifinal, tetapi juga ternoda oleh tindakan tidak terpuji dari tribun penonton.
Media Malaysia dengan tegas menuntut FIFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Timnas Indonesia U-23 atas insiden ini. Mereka menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk provokasi dan penghinaan yang melanggar kode disiplin FIFA.
Disebutkan bahwa federasi sepak bola Malaysia (FAM) didorong untuk segera mengumpulkan bukti berupa foto, video, dan pernyataan saksi untuk diajukan kepada FIFA atau AFC. Tuntutan ini bertujuan agar PSSI bertanggung jawab atas perilaku suporter yang dianggap gagal dikendalikan.
Potensi sanksi yang mungkin diterima PSSI bervariasi, mulai dari denda besar, larangan membawa suporter ke stadion, menggelar pertandingan tanpa penonton, hingga teguran resmi dari FIFA.
Rivalitas antara Indonesia dan Malaysia memang seringkali memanas, tidak hanya di lapangan hijau tetapi juga di kalangan suporter. Tindakan tegas dianggap perlu untuk mencegah terulangnya insiden serupa dan menjaga keselamatan semua pihak.
Di tengah kontroversi ini, Timnas Indonesia U-23 berhasil melaju ke babak semifinal Piala AFF U-23 2025 dan akan berhadapan dengan Thailand.