Obama Merespons Tuduhan Pengkhianatan oleh Trump: ‘Konyol!’

Jakarta – Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, akhirnya angkat bicara setelah dituduh melakukan pengkhianatan oleh Presiden Donald Trump.

Melalui juru bicaranya, Patrick Rodenbush, Obama menepis tuduhan tersebut dengan menyebutnya sebagai "konyol." Rodenbush menyatakan bahwa tudingan itu hanyalah upaya lemah Trump untuk mengalihkan perhatian publik dari berbagai kasus yang tengah membelitnya.

"Tuduhan aneh ini tidak masuk akal dan hanya merupakan taktik pengalihan isu yang payah," tegas Rodenbush.

Lebih lanjut, Rodenbush menjelaskan bahwa dokumen yang baru-baru ini dirilis oleh Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard tidak menggoyahkan kesimpulan awal terkait campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun 2016. Menurutnya, dokumen tersebut tidak sedikit pun membuktikan bahwa suara dalam pemilu berhasil dimanipulasi.

Trump sebelumnya menuduh Obama melakukan upaya kudeta dengan menghubungkannya secara keliru dengan Rusia dalam pemilihan presiden 2016. Namun, Trump tidak memberikan bukti konkret atas tuduhan tersebut.

Tuduhan itu dilontarkan Trump sebagai respons atas pernyataan Gabbard.

Sebelumnya, intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia menggunakan media sosial untuk menyebarkan disinformasi dan melakukan peretasan yang bertujuan mengacaukan kampanye Hillary Clinton dan meningkatkan elektabilitas Trump. Meski demikian, intelijen AS meyakini bahwa upaya tersebut hanya berdampak kecil dan tidak memengaruhi hasil akhir pemilihan.

Trump telah berulang kali membantah klaim adanya campur tangan Rusia dan bahkan mulai menyerang Obama dengan membuat video palsu yang menggambarkan Obama ditangkap di Oval Office.

Saat ini, Trump tengah menjadi sorotan terkait kasus Jeffrey Epstein, seorang mantan pemodal yang terjerat kasus perdagangan seks. Trump dilaporkan pernah mengirimkan hadiah ulang tahun kepada Epstein berupa gambar seorang wanita tanpa busana dengan tanda tangannya.

Selain itu, pemerintahan Trump juga dikritik karena dianggap tidak transparan dalam penanganan kasus Epstein. Publik mencurigai adanya daftar klien Epstein yang masih dirahasiakan, serta dugaan bahwa kematian Epstein di penjara merupakan upaya untuk menutupi kasus ini.

Epstein meninggal dunia karena bunuh diri di penjara New York pada tahun 2019, setelah didakwa atas perdagangan seks dalam skema yang melibatkan perempuan muda dan di bawah umur.

Scroll to Top