Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan kesiapan negaranya menghadapi kemungkinan agresi militer dari Israel. Pernyataan ini muncul di tengah ketidakpastian akan keberlanjutan gencatan senjata antara kedua negara dan komitmen Iran untuk melanjutkan program nuklirnya dengan tujuan damai.
Dalam wawancara yang ditayangkan baru-baru ini, Pezeshkian menyatakan bahwa angkatan bersenjata Iran siap menyerang jauh ke dalam wilayah Israel jika dibutuhkan. Ia menekankan bahwa Iran tidak menggantungkan diri pada gencatan senjata untuk mempertahankan diri, dan telah mempersiapkan diri menghadapi berbagai skenario serta potensi respons.
Pezeshkian juga menyinggung serangan Israel yang menewaskan sejumlah tokoh militer dan ilmuwan nuklir terkemuka, serta merusak fasilitas nuklir. Menurutnya, serangan tersebut bertujuan untuk "melenyapkan" hierarki Iran, namun gagal mencapai tujuannya.
Program Nuklir Iran Tetap Berlanjut
Terlepas dari kecaman internasional, Pezeshkian menegaskan bahwa Iran akan terus melanjutkan program pengayaan uraniumnya sesuai dengan hukum internasional. Ia membantah klaim bahwa program nuklir Iran telah berakhir, dan menyatakan bahwa kemampuan nuklir Iran ada di benak para ilmuwannya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran juga menegaskan bahwa Teheran tidak akan pernah menghentikan program pengayaan uraniumnya, namun terbuka terhadap solusi negosiasi untuk ambisi nuklirnya, yang akan menjamin bahwa program tersebut bertujuan damai sebagai imbalan atas pencabutan sanksi.
Upaya Pembunuhan dan Tuduhan Israel
Pezeshkian juga membahas upaya pembunuhan terhadap dirinya dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi di Teheran. Ia menuding komandan Israel merencanakan penargetan terhadap kepemimpinan politik Iran setelah pembunuhan tokoh-tokoh militer senior, dengan tujuan "membuat negara itu kacau dan menggulingkannya sepenuhnya."
Selain itu, Pezeshkian menekankan bahwa serangan Teheran terhadap pangkalan Al Udeid Qatar bukanlah serangan terhadap Qatar, melainkan terhadap pangkalan Amerika yang membom Iran.
Perundingan Nuklir Jadi Kunci
Organisasi Energi Atom Iran masih mengevaluasi dampak serangan terhadap material yang diperkaya Iran dan akan segera memberi tahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang temuannya. Perundingan akan berlangsung antara Iran, Prancis, Jerman, dan Inggris di Turki. Kegagalan Teheran untuk melanjutkan negosiasi dapat mengakibatkan sanksi internasional kembali diberlakukan.