AS Kembali Tempatkan Senjata Nuklir di Inggris Setelah Lebih dari 15 Tahun

Amerika Serikat dilaporkan telah mengembalikan senjata nuklirnya ke tanah Inggris, menandai pertama kalinya dalam lebih dari 15 tahun. Langkah ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa.

Sebuah pesawat kargo C-17 milik Angkatan Udara AS (USAF) mendarat di Pangkalan Udara RAF Lakenheath, Suffolk, membawa muatan yang diperkirakan sebagai bom nuklir. Pesawat itu terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Kirtland di New Mexico, lokasi penyimpanan senjata nuklir USAF. Penempatan terakhir senjata nuklir AS di Inggris adalah pada tahun 2008.

Informasi mengenai misi "nuklir" baru di Lakenheath sebelumnya terungkap dalam dokumen yang tidak sengaja dipublikasikan oleh pemerintah AS. Baik Inggris maupun AS secara konsisten tidak memberikan pernyataan tentang lokasi penyimpanan senjata nuklir.

Pakar militer mencatat bahwa pola penerbangan C-17 baru-baru ini sangat mirip dengan misi pengangkutan bom nuklir sebelumnya. Selain itu, wilayah udara di atas pangkalan dibatasi pada hari kedatangan pesawat. Fakta bahwa pesawat tidak segera kembali ke AS juga menjadi indikasi bahwa ini adalah "misi pengiriman satu arah."

RAF Lakenheath adalah rumah bagi 48th Fighter Wing USAF, yang mencakup skuadron jet tempur F-15E Strike Eagle dan jet tempur generasi kelima F-35A. Pemerintah Inggris baru-baru ini mengumumkan pembelian skuadron F-35A-nya sendiri.

F-35A mampu membawa bom gravitasi nuklir. Jet tempur Inggris akan mengambil senjata dari stok AS yang disimpan di Inggris. Ini menandai kembalinya kemampuan Inggris untuk meluncurkan senjata nuklir dari udara sejak penarikan bom gravitasi WE.177 pada tahun 1998.

Keputusan AS untuk menempatkan kembali senjata nuklir di Inggris adalah bagian dari penyesuaian postur nuklir NATO di Eropa, sebagai respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Pangkalan Lakenheath telah membeli pelindung ledakan baru dan membangun fasilitas penyimpanan aman untuk senjata nuklir.

Seorang mantan pejabat NATO menyatakan bahwa penerbangan C-17 dilakukan dengan transponder aktif, yang dapat dilacak oleh pemerintah asing dan pengamat penerbangan sipil. Fakta ini menunjukkan bahwa ini adalah "keputusan yang disengaja."

Kementerian Pertahanan Inggris menolak berkomentar, mengutip kebijakan untuk tidak membahas lokasi senjata nuklir.

Scroll to Top