Amerika Serikat Keluar Lagi dari UNESCO: Isu Palestina Jadi Pemicu

Jakarta – Amerika Serikat kembali membuat gebrakan dengan memutuskan untuk keluar dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh juru bicara Menteri Luar Negeri AS, Tammy Bruce.

Alasan utama di balik keputusan ini adalah keberadaan Palestina sebagai anggota UNESCO. Pemerintahan Presiden Donald Trump menilai bahwa hal ini bertentangan dengan kepentingan nasional AS.

"UNESCO berupaya untuk memajukan tujuan-tujuan sosial dan budaya yang bersifat memecah belah. Mereka juga mempertahankan fokus yang berlebihan pada Tujuan Berkelanjutan PBB, yang merupakan agenda ideologis globalis untuk pembangunan internasional yang tidak sejalan dengan kebijakan luar negeri Amerika," ujar Bruce.

Lebih lanjut, Bruce menambahkan bahwa pengakuan UNESCO terhadap ‘Negara Palestina’ sebagai anggota merupakan masalah serius. Hal ini dinilai bertentangan dengan kebijakan AS dan memperburuk retorika anti-Israel di dalam organisasi tersebut.

Juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, sebelumnya juga telah mengkonfirmasi penarikan diri AS dari UNESCO atas perintah Trump. Ia menyebut bahwa UNESCO mendukung gerakan-gerakan budaya dan sosial yang menimbulkan perpecahan dan tidak selaras dengan kebijakan yang dipilih oleh rakyat Amerika.

Sebelumnya, Trump juga telah meminta analisis mendalam mengenai sentimen anti-semitisme atau anti-Israel di dalam UNESCO. Ia menuduh adanya gerakan anti-semitisme dan anti-Israel di dalam badan tersebut.

Penarikan diri AS dari UNESCO akan resmi berlaku pada 31 Desember 2026.

UNESCO sendiri merupakan badan yang memiliki peran penting dalam mempromosikan kerjasama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan komunikasi untuk mendorong perdamaian dunia. Selain itu, UNESCO juga bertugas menjaga situs-situs penting dan tradisi sebagai warisan dunia.

Amerika Serikat merupakan salah satu negara pendiri UNESCO pada tahun 1945. Namun, AS pernah keluar dari organisasi ini pada tahun 1984 karena kekhawatiran mengenai salah urus keuangan dan bias yang bertentangan dengan kepentingan AS. AS kembali bergabung pada tahun 2003 di era Presiden George W Bush, yang menyatakan bahwa UNESCO telah melakukan reformasi penting. Washington kembali menarik diri di era Trump periode pertama, kemudian bergabung kembali di era Joe Biden.

Scroll to Top