Kanker serviks, momok bagi perempuan usia produktif, seringkali memunculkan pertanyaan penting: bisakah tetap hamil setelah didiagnosis? Kabar baiknya, harapan masih ada, tergantung pada stadium kanker dan pilihan penanganan.
Menurut data, ribuan kasus kanker serviks didiagnosis setiap tahunnya, dan seringkali menyerang perempuan di usia muda. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi mereka yang ingin memiliki keturunan.
Masih Ada Peluang Hamil?
Pada stadium lanjut, penanganan kanker serviks yang intensif seringkali membuat kehamilan alami menjadi tidak mungkin. Namun, jangan putus asa! Teknologi kedokteran modern menawarkan solusi alternatif.
Upaya Mempertahankan Kesuburan
Jika kanker terdeteksi dini (stadium awal atau prakanker), dokter mungkin merekomendasikan perawatan yang berfokus pada pelestarian kesuburan. Dua opsi utama yang sering ditawarkan adalah:
Biopsi Kerucut: Prosedur bedah ringan untuk mengangkat area serviks yang terkena kanker.
Trakelektomi Radikal: Pengangkatan seluruh serviks, kecuali bagian yang terhubung ke rahim, dengan jahitan penguat (serklase) untuk menjaga rahim tetap tertutup. Kehamilan dimungkinkan, namun membutuhkan pengawasan ketat dari dokter spesialis.
Opsi Lain Jika Rahim Harus Diangkat
Histerektomi (pengangkatan serviks dan rahim) mungkin menjadi pilihan terbaik untuk penanganan kanker serviks stadium lanjut. Jika ovarium dan tuba falopi juga perlu diangkat, lalu bagaimana?
Di sinilah teknologi reproduksi berperan. Sebelum memulai radioterapi atau kemoterapi (untuk mencegah penyebaran kanker), ada baiknya mempertimbangkan untuk melakukan pembekuan sel telur (kriopreservasi oosit).
Pembekuan Sel Telur: Harapan di Masa Depan
Proses pembekuan sel telur menyerupai siklus bayi tabung (IVF). Hormon disuntikkan untuk merangsang produksi sel telur, kemudian sel telur diambil dan dibekukan. Nantinya, sel telur ini dapat dibuahi dengan sperma untuk menciptakan embrio yang dapat ditanamkan di rahim pengganti (surrogacy).
Kesimpulan
Diagnosis kanker serviks bukanlah akhir dari segalanya. Konsultasikan dengan dokter onkologi dan ahli reproduksi untuk memahami pilihan penanganan terbaik dan peluang mempertahankan atau mewujudkan impian memiliki anak. Selalu ada harapan!