Pasar keuangan Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik pada perdagangan kemarin, Rabu (23/7/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sama-sama menguat, sementara harga Surat Berharga Negara (SBN) justru mengalami penurunan.
Kinerja positif di bursa saham AS, Wall Street, turut memberikan sentimen positif bagi pasar global. Optimisme pasar terhadap potensi kesepakatan dagang baru dan laporan kinerja keuangan perusahaan menjadi pendorong utama kenaikan indeks-indeks utama di Wall Street.
Sentimen Pasar Hari Ini: Proyeksi Ekonomi dan Resistance IHSG
Pergerakan pasar keuangan domestik hari ini, Kamis (24/7/2025), diperkirakan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, baik dari dalam maupun luar negeri.
IHSG berhasil mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 1,70% dan ditutup pada level 7.469,23. Nilai transaksi harian mencapai Rp15,89 triliun dengan aktivitas beli bersih (net buy) investor asing tercatat sebesar Rp663,46 miliar. Sektor teknologi dan properti menjadi motor penggerak utama kenaikan IHSG. Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) memberikan kontribusi terbesar terhadap penguatan indeks.
Di pasar valuta asing, rupiah berhasil menguat 0,12% ke level Rp16.285/US$. Penguatan ini didukung oleh pelemahan indeks dolar AS dan sentimen positif dari potensi kesepakatan dagang antara AS dan Indonesia.
Sementara itu, di pasar obligasi, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun naik tipis menjadi 6,484%, mengindikasikan adanya tekanan jual pada obligasi pemerintah.
Wall Street Melesat Didorong Optimisme Kesepakatan Dagang
Bursa saham AS, Wall Street, mencatatkan kinerja impresif dengan ditutup di zona hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite semuanya mencetak kenaikan. Sentimen positif berasal dari perkembangan terbaru dalam negosiasi perdagangan yang memicu harapan akan tercapainya kesepakatan-kesepakatan baru.
Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan bahwa AS telah mencapai "Kesepakatan Besar" dengan Jepang dan sedang bernegosiasi dengan Uni Eropa untuk mencapai kesepakatan serupa. Perkembangan ini mendorong optimisme di kalangan investor.
Fokus Pasar Hari Ini: Data Ekonomi dan Kebijakan Tarif
Beberapa sentimen penting yang akan memengaruhi arah IHSG dan rupiah hari ini meliputi:
- Proyeksi Ekonomi Indonesia: Asian Development Bank (ADB) dan ASEAN 3 Macroeconomic Research Office (AMRO) memiliki pandangan yang berbeda mengenai prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025.
- Kebijakan Tarif Dagang AS: Pengumuman kesepakatan perdagangan baru antara AS dan Jepang, serta Filipina dengan implikasi tarif yang berbeda, akan menjadi perhatian pelaku pasar.
- Posisi Teknis IHSG: IHSG mendekati level resistance kuat, sehingga potensi breakout atau koreksi akan menjadi fokus utama.
- Data Klaim Pengangguran AS: Rilis data klaim pengangguran AS akan memberikan gambaran mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS.
ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,0% pada 2025 dan 5,1% pada 2026. Sementara AMRO justru menurunkan proyeksi menjadi 4,8% pada 2025. Perbedaan ini mencerminkan pandangan yang berbeda mengenai dampak ketidakpastian global dan kebijakan tarif dagang AS terhadap ekonomi Indonesia.
Trump mengumumkan kesepakatan perdagangan dengan Jepang yang mencakup tarif timbal balik sebesar 15%. Ia juga mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan Filipina di mana barang-barang Filipina akan dikenakan tarif 19%.
Secara teknikal, IHSG berada di dekat zona resistance kuat di kisaran 7.480 – 7.530. Kemampuan indeks untuk menembus level ini akan menentukan arah pergerakan selanjutnya. Euforia saham IPO mulai mereda setelah BEI melakukan suspensi perdagangan terhadap dua emiten baru.