Produsen Mobil AS Geram: Tarif Impor Jepang Ancam Industri Domestik!

Jakarta – Raksasa otomotif Amerika Serikat (AS) melayangkan protes keras terhadap kesepakatan dagang baru yang menetapkan tarif impor sebesar 15% untuk mobil dan suku cadang dari Jepang. Mereka menilai kebijakan ini tidak adil dan berpotensi merugikan industri otomotif dalam negeri.

Pemerintahan sebelumnya mengumumkan kebijakan tarif baru yang menyasar produk Jepang, termasuk mobil dan komponennya. Hal ini langsung memicu reaksi dari industri otomotif AS, yang merasa bahwa mobil-mobil Jepang mendapatkan perlakuan istimewa dibandingkan kendaraan impor dari negara lain, bahkan dibandingkan mobil buatan pabrik AS sendiri di luar negeri.

Sebagian besar kendaraan impor, termasuk yang diproduksi oleh perusahaan AS di Meksiko dan Kanada, saat ini dikenakan tarif dasar sebesar 25%. Padahal, kendaraan dari kedua negara tersebut banyak menggunakan suku cadang buatan Amerika.

"Produsen mobil Amerika masih perlu meninjau secara detail perjanjian AS-Jepang ini. Namun, kesepakatan apa pun yang mengenakan tarif lebih rendah untuk impor Jepang yang minim kandungan komponen AS, dibandingkan dengan tarif yang dikenakan pada kendaraan buatan Amerika Utara yang kandungan komponen AS-nya tinggi, adalah kesepakatan yang buruk bagi industri dan pekerja otomotif AS," tegas seorang petinggi Dewan Kebijakan Otomotif Amerika.

Dewan ini mewakili produsen otomotif besar seperti General Motors, Ford, dan Stellantis (induk dari merek Jeep, Dodge, dan lainnya).

Kondisi ini juga dibandingkan dengan kesepakatan perdagangan dengan Inggris, di mana beberapa mobil mewah asal Inggris dikenai tarif yang lebih rendah, yaitu 10%. Kesepakatan semacam itu dinilai sebaiknya tidak menjadi preseden dalam negosiasi dagang.

Data menunjukkan bahwa Jepang mengekspor 1,3 juta mobil ke AS pada tahun lalu, atau sekitar 8% dari pasar otomotif AS. Namun, pabrikan Jepang juga memproduksi 3,3 juta mobil di AS, jauh lebih banyak daripada yang mereka ekspor langsung dari Jepang.

Meskipun demikian, pabrik di Kanada dan Meksiko masih unggul dalam penggunaan suku cadang buatan AS. Nilai suku cadang yang dikirim ke Meksiko mencapai US$ 35,8 miliar, sementara ke Kanada sebesar US$ 28,4 miliar. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan Jepang yang hanya US$ 1,5 miliar.

Jepang disebut sebagai salah satu pasar otomotif paling tertutup di dunia, dengan hanya 6% mobil di Jepang berasal dari impor. Pembukaan pasar Jepang dinilai pesimistis dapat memberikan dampak signifikan bagi ekspor mobil AS.

Meskipun sebelumnya dinyatakan bahwa Jepang mulai membuka pasarnya untuk mobil, SUV, dan truk dari AS, hambatan teknis seperti sertifikasi, preferensi pasar lokal, dan keterbatasan jaringan dealer tetap menjadi tantangan utama.

"Ketika kita memikirkan pasar yang menghadirkan peluang nyata untuk ekspor AS yang lebih besar, Jepang jarang masuk dalam daftar itu," ungkap seorang ahli.

Bahkan, seorang profesor ekonomi meragukan apakah mobil AS cocok untuk pasar Jepang. "Masalah dasarnya, kalau Anda ke Tokyo, mobil-mobilnya kecil dan jalanannya sempit," katanya. "Mereka tidak mengendarai mobil Amerika karena tidak memenuhi kebutuhan Jepang," ujarnya.

Scroll to Top