KUALA LUMPUR, Kompas.tv – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, memberikan angin segar bagi warga negaranya dengan mengumumkan bantuan tunai sebesar 100 ringgit atau sekitar Rp384.000 untuk seluruh warga Malaysia yang telah berusia 18 tahun ke atas.
Bantuan ini disalurkan melalui program Sumbangan Asa Rahmah (SARA) dan akan langsung didistribusikan melalui kartu identitas MyKad. Anwar Ibrahim menyatakan bahwa bantuan ini akan mulai diberikan pada 31 Agustus, bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Malaysia.
Sebanyak 22 juta penduduk akan menerima manfaat dari program ini, dengan total anggaran mencapai dua miliar ringgit atau sekitar Rp7,7 triliun.
Selain bantuan tunai, PM Anwar Ibrahim juga mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON95 menjadi 1,99 ringgit atau sekitar Rp7.600 per liter.
Tak hanya itu, Anwar Ibrahim juga memberikan kabar gembira lainnya, yaitu tambahan satu hari cuti menjelang Hari Malaysia pada 16 September, serta jaminan tidak ada kenaikan tarif tol untuk 10 ruas jalan raya utama.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa pemberian bantuan dan penurunan harga BBM ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas dukungan rakyat terhadap upaya reformasi negara.
"Bantuan tunai ini dapat digunakan mulai 31 Agustus hingga 31 Desember 2025 untuk membeli kebutuhan pokok di lebih dari 4.100 gerai di seluruh negeri, termasuk supermarket besar seperti Mydin, Lotus’s, Econsave, 99Speedmart, dan toko-toko yang berpartisipasi," ujar Anwar Ibrahim.
Program SARA ini menjadi tonggak sejarah karena merupakan kali pertama Malaysia memberikan bantuan tunai langsung kepada seluruh warga dewasa.
Pemerintah Malaysia mengalokasikan anggaran hingga 15 miliar ringgit atau Rp57,7 triliun untuk bantuan tunai melalui program Sumbangan Tunai Rahmah (STR) dan SARA.
Anwar Ibrahim mengakui bahwa kenaikan biaya hidup menjadi salah satu tantangan utama yang harus dihadapi pemerintahannya secara bijak. Meskipun angka inflasi telah menurun menjadi 1,1 persen pada Juni 2025, harga pangan masih terus mengalami kenaikan.
"Mungkin ada di antara kita yang kondisi keuangannya stabil dan tidak membutuhkan bantuan ini. Pemerintah akan mengalokasikan kembali dana yang tidak tersalurkan tahun ini untuk mendukung program-program bagi kelompok rentan pada tahun depan," pungkas Anwar Ibrahim.