Baru-baru ini, dunia astronomi dikejutkan oleh pengumuman temuan yang berpotensi revolusioner: indikasi keberadaan kehidupan di planet K2-18b, sebuah dunia asing yang terletak 120 tahun cahaya dari Bumi. Klaim ini muncul setelah analisis data dari Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) mengungkap keberadaan Dimetil Sulfida (DMS) dalam konsentrasi tinggi di atmosfer K2-18b.
DMS: Jejak Kehidupan Alien?
DMS adalah molekul organik yang di Bumi hampir secara eksklusif dihasilkan oleh aktivitas biologis, terutama oleh alga laut. Keberadaannya di planet lain memicu harapan besar bahwa ini bisa menjadi biosignature pertama dari kehidupan di luar Bumi.
Nikku Madhusudhan dari Universitas Cambridge, yang memimpin penelitian ini, menyatakan bahwa DMS dan senyawa serupa seperti dimetil disulfida (DMDS) bisa mengindikasikan bahwa K2-18b adalah dunia lautan yang berpotensi dihuni.
Kehati-hatian Diperlukan
Meskipun menggembirakan, klaim ini disambut dengan kehati-hatian oleh komunitas ilmiah. Deteksi DMS hanya memiliki signifikansi statistik sebesar tiga sigma, yang berarti masih ada kemungkinan kecil bahwa deteksi tersebut terjadi secara kebetulan. Standar ilmiah biasanya membutuhkan keyakinan lima sigma (99,99997%) untuk mengonfirmasi temuan.
Beberapa peneliti bahkan mengkritik metode analisis yang digunakan, menyebutnya sebagai "statistical hacking" karena terlalu bergantung pada model yang mengasumsikan DMS adalah penjelasan terbaik untuk sebagian spektrum cahaya yang diterima dari atmosfer K2-18b.
Perdebatan di Kalangan Ilmuwan
Para ahli lain juga menyampaikan keraguan. Manasvi Lingam dari Florida Institute of Technology menekankan perlunya tinjauan ulang independen oleh tim ilmuwan lain. Eddie Schwieterman dari Universitas California Riverside mempertanyakan ketiadaan etana, yang seharusnya dihasilkan sebagai produk sampingan jika DMS dan DMDS benar-benar ada.
Lebih dari Sekadar Air
K2-18b telah menarik perhatian sejak 2021 karena atmosfernya yang kaya hidrogen dan dugaan keberadaan lautan air. Namun, studi terbaru juga mempertanyakan apakah lingkungan K2-18b benar-benar mendukung keberadaan air cair, mengingat jaraknya yang dekat dengan bintang induknya.
Bukan Hanya Kehidupan
Penting untuk diingat bahwa molekul seperti DMS tidak selalu hanya dihasilkan oleh kehidupan. DMS juga pernah ditemukan di komet yang jelas tidak mengandung kehidupan. Michaela Musilova menjelaskan bahwa DMS bisa terbentuk melalui reaksi kimia non-biologis, seperti interaksi radiasi UV dengan metana dan hidrogen sulfida.
Matt Genge dari Imperial College London menekankan bahwa bukti harus benar-benar meyakinkan ketika menyangkut penemuan kehidupan alien. Pengalaman dengan kontroversi sinyal fosfin di Venus mengajarkan pentingnya kehati-hatian dalam menginterpretasi sinyal dari jarak jauh.
Langkah Maju dalam Astrobiologi
Meskipun K2-18b belum tentu membuktikan keberadaan kehidupan, penelitian ini tetap memberikan kontribusi berharga dalam bidang astrobiologi. Data yang diperoleh akan menjadi fondasi untuk mempelajari dunia-dunia lain yang mungkin lebih cocok untuk kehidupan di masa depan.
Pencarian kehidupan di luar Bumi adalah proses panjang yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Setiap data baru sangat berharga, dan kita harus menyeimbangkan antusiasme dengan dosis kesabaran yang tepat.