Jakarta – Seorang pria berusia 51 tahun dari Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA), mengalami kejadian luar biasa yang mengancam nyawanya setelah memutuskan untuk tidur siang singkat sepulang kerja. Alih-alih merasa segar, ia justru koma lebih dari 32 jam, membuat para dokter tercengang.
Alex (nama samaran) mengaku sangat lelah setelah bekerja seharian. Ia hanya berniat beristirahat sejenak, namun ternyata ia tertidur sangat lama hingga kehilangan kesadaran.
"Saya sangat lelah dan berpikir untuk tidur siang sebentar saja," ungkap Alex.
Setelah tiba di rumah sakit sekitar pukul 20.30 waktu setempat, Alex baru sadar keesokan harinya. Ia merasa bingung dan disorientasi, mengira waktu masih pagi. Keadaan semakin membingungkan ketika ia menyadari ponselnya mati dan dinding-dinding di sekitarnya tampak menyempit.
Melihat lebih dari 50 panggilan tak terjawab dan pesan-pesan khawatir dari keluarga, teman, dan rekan kerja, Alex segera bergegas ke rumah sakit terdekat.
Diagnosis Mengejutkan: Infeksi Jamur Langka
Setelah serangkaian pemeriksaan darurat di ICU, termasuk tes darah, pemindaian neurologis, dan laporan toksikologi, dokter menemukan penyebab di balik tidur panjang Alex. Ia ternyata mengalami infeksi jamur langka yang menyerang bagian otaknya yang mengatur tidur dan kesadaran.
Infeksi ini memicu respons ‘mode perbaikan otomatis’ pada otak Alex. Otaknya secara paksa ‘mematikan’ dirinya sendiri untuk melindungi diri, menyebabkan ia tertidur lebih lama dari biasanya. Menurut tim medis, jika Alex tidur lebih lama lagi, kondisinya bisa berakibat fatal.
Dr. Khalid Al Saffar, seorang ahli saraf, menekankan pentingnya untuk tidak mengabaikan tanda-tanda awal gangguan tidur. Ia mengingatkan bahwa gangguan tidur dapat menyebabkan rasa kantuk berlebihan di siang hari, kesulitan tidur, atau kesulitan untuk tetap tertidur. Pernapasan yang tidak teratur, gerakan gelisah saat tidur, atau bangun terlalu pagi juga bisa menjadi tanda peringatan.
Dampak Tidur Terlalu Lama
Tidur yang berlebihan juga dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk peningkatan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, kecemasan, dan obesitas, terutama pada orang dewasa di atas 45 tahun.
Untuk mencegah kejadian serupa, Dr. Al-Saffar menyarankan beberapa perubahan gaya hidup sederhana, seperti:
- Menjaga jadwal tidur yang konsisten.
- Menghindari alkohol dan kafein sebelum tidur.
- Menciptakan lingkungan tidur yang tenang.
- Menghindari obat-obatan yang menyebabkan kantuk (jika memungkinkan).
- Menghindari bekerja hingga larut malam.
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Alex telah diperbolehkan pulang namun masih dalam observasi. Ia mengaku kejadian ini menjadi peringatan baginya.
"Saya pikir saya hanya lelah, tetapi saya tidak menyadari betapa berbahayanya mengabaikan sinyal tidur," katanya.
Alex kini lebih memperhatikan kesehatannya dan berharap orang lain juga melakukan hal yang sama.