Israel Dituduh Picu Kelaparan Massal di Gaza, Tel Aviv Membantah Keras

Tel Aviv menghadapi gelombang kritik internasional terkait kondisi pangan yang memprihatinkan di Jalur Gaza, yang kini dilanda kelaparan massal. Israel dengan tegas menolak tuduhan bahwa mereka bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan ini.

Menurut pernyataan Tel Aviv, Hamas lah yang sengaja menciptakan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Tuduhan ini muncul di tengah laporan dari 111 organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia yang menyatakan bahwa "kelaparan massal" meluas di Jalur Gaza.

Prancis juga menyampaikan kekhawatiran serupa, memperingatkan tentang meningkatnya "risiko kelaparan" akibat "blokade yang diberlakukan Israel" selama 21 bulan terakhir. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan situasi ini sebagai "buatan manusia," meskipun tidak secara langsung menunjuk Israel.

Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, membantah keras tuduhan tersebut. "Tidak ada kelaparan yang disebabkan oleh Israel. Kekurangan ini diatur oleh Hamas," tegasnya. Mencer menuduh Hamas menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan, menjarah, atau menjualnya dengan harga tinggi. Ia juga menyalahkan PBB karena kegagalan mengangkut truk bantuan yang telah diizinkan masuk.

Namun, 111 organisasi kemanusiaan dan HAM tersebut menekankan bahwa izin yang diberikan Israel terbatas, dan koordinasi untuk memindahkan truk bantuan dengan aman sangat sulit di tengah zona perang. Banyak gudang berisi pasokan terbengkalai, membuat warga Gaza terjebak dalam ketidakpastian.

Organisasi-organisasi tersebut, termasuk Dokter Lintas Batas (MSF), Save the Children, dan Oxfam, menyerukan gencatan senjata segera, pembukaan semua perlintasan perbatasan darat, dan kelancaran aliran bantuan melalui mekanisme PBB.

Scroll to Top