Gaza dilanda kelaparan massal, namun penyebabnya menjadi perdebatan sengit. Israel menolak tuduhan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas bencana kemanusiaan ini, dan justru mengarahkan jari telunjuknya ke Hamas.
Tel Aviv menampik kritikan internasional yang menuding mereka sebagai penyebab utama kekurangan pangan yang memicu kelaparan parah di Jalur Gaza. Sebaliknya, Israel menuding Hamas sengaja menciptakan krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina tersebut.
Ratusan organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM) telah mengeluarkan pernyataan bersama, mengungkapkan bahwa kelaparan massal telah meluas di Jalur Gaza. Mereka menyerukan tindakan segera untuk mengatasi situasi yang mengerikan ini. Prancis pun turut menyuarakan kekhawatiran tentang meningkatnya "risiko kelaparan" akibat "blokade yang diberlakukan oleh Israel" selama hampir dua tahun terakhir.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa "sebagian besar penduduk Gaza menderita kelaparan," menyebutnya sebagai krisis "buatan manusia," tanpa secara eksplisit menunjuk Israel.
Pernyataan-pernyataan ini memicu reaksi keras dari Israel. Juru bicara pemerintah Israel menegaskan bahwa Israel tidak menyebabkan kelaparan di Gaza. Ia menuduh Hamas bertanggung jawab atas kekurangan pasokan yang diatur sedemikian rupa.
Menurut Israel, Hamas menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan, menjarah bantuan untuk kepentingan sendiri, atau menjualnya dengan harga yang sangat tinggi. Israel juga menyalahkan PBB dan mitranya karena gagal mengangkut truk-truk berisi makanan dan kebutuhan pokok yang telah diizinkan masuk dan menunggu di perbatasan Gaza.
Namun, organisasi kemanusiaan dan HAM membantah klaim tersebut, menyatakan bahwa izin yang diberikan Israel masih terbatas. Koordinasi untuk memindahkan truk-truk dengan aman ke lokasi yang membutuhkan juga menjadi tantangan besar di zona perang yang aktif. Akibatnya, banyak gudang berisi pasokan terbengkalai, dan penduduk Gaza terjebak dalam siklus harapan dan keputusasaan.
Ratusan organisasi kemanusiaan dan HAM menyerukan gencatan senjata yang dinegosiasikan segera, pembukaan semua perlintasan perbatasan darat, dan aliran bantuan bebas melalui mekanisme PBB. Mereka menekankan bahwa tindakan segera diperlukan untuk mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar di Gaza.