Vitamin D selama ini dikenal sebagai vitamin penting yang didapatkan dari paparan sinar matahari, esensial untuk tulang kuat dan sistem imun yang baik. Namun, penelitian terbaru mengungkap peran tersembunyi sebuah gen bernama SDR42E1, yang ternyata memiliki pengaruh besar dalam cara tubuh memanfaatkan vitamin D, bahkan berpotensi mengubahnya menjadi senjata melawan kanker.
Lebih dari Sekadar Nutrisi: Vitamin D dan Peran Kalsitriol
Vitamin D bukan hanya nutrisi biasa. Di dalam tubuh, ia diubah menjadi kalsitriol, sebuah hormon aktif yang memungkinkan penyerapan kalsium dan fosfat. Kedua mineral ini krusial untuk menjaga kekuatan tulang, fungsi saraf, dan otot yang optimal. Kalsitriol juga terlibat dalam pengaturan pertumbuhan sel dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi baik. Di sinilah peran penting gen SDR42E1 muncul.
SDR42E1: Mengendalikan Vitamin D dan Menghambat Pertumbuhan Kanker
Studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Endocrinology menunjukkan bahwa SDR42E1 tidak hanya membantu tubuh menyerap vitamin D, tetapi juga berpotensi menghentikan pertumbuhan sel kanker ketika gen tersebut dinonaktifkan.
"Kami menemukan bahwa memblokir SDR42E1 secara selektif dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker," ungkap peneliti utama studi ini.
Mutasi Gen: Awal dari Penemuan Penting
Penelitian ini berawal dari temuan mutasi pada SDR42E1 yang menyebabkan defisiensi vitamin D. Mutasi ini menghasilkan protein yang tidak aktif.
Untuk memahami lebih lanjut, para peneliti menggunakan teknologi CRISPR/Cas9 untuk mematikan gen SDR42E1 pada sel kanker usus besar (kolorektal) jenis HCT116. Menariknya, sel kanker ini biasanya menunjukkan kadar SDR42E1 yang sangat tinggi, mengindikasikan bahwa gen ini sangat penting bagi kelangsungan hidup sel kanker. Hasilnya sangat signifikan. Ketika SDR42E1 dinonaktifkan, sel kanker berhenti berkembang dan viabilitas sel menurun drastis.
Efek Domino: Ribuan Gen Terpengaruh, Tumor Melemah
Penonaktifan SDR42E1 memicu efek domino. Lebih dari 4.600 gen lain mengalami perubahan ekspresi. Sebagian besar gen-gen ini terkait dengan proses pensinyalan sel kanker dan metabolisme senyawa mirip kolesterol, komponen penting dalam produksi kalsitriol.
SDR42E1 berfungsi sebagai saklar molekuler utama dalam jaringan reaksi kimia kompleks tubuh. Ketika saklar ini dimatikan, sel kanker kehilangan kemampuan untuk bertahan hidup, sementara sel sehat di sekitarnya tetap tidak terganggu.
Dua Peluang: Menyerang Kanker atau Meningkatkan Kesehatan
Hasil penelitian ini membuka peluang baru dalam onkologi presisi, meskipun validasi klinis jangka panjang masih diperlukan.
SDR42E1 tidak hanya bisa dimatikan untuk melemahkan kanker. Para ilmuwan juga membayangkan kemungkinan sebaliknya: meningkatkan kadar SDR42E1 secara lokal di jaringan tubuh tertentu untuk mengoptimalkan manfaat vitamin D, misalnya untuk memperkuat sistem imun atau mengatasi penyakit autoimun.
Harapan Baru untuk Berbagai Penyakit
Karena perannya dalam metabolisme vitamin D, SDR42E1 berpotensi menjadi target terapi untuk berbagai penyakit lain yang berhubungan dengan vitamin D, seperti penyakit ginjal, metabolik, dan autoimun.
Namun, memodulasi gen ini harus dilakukan dengan hati-hati karena efek jangka panjangnya belum sepenuhnya dipahami.