Energi Gelap Berubah? Alam Semesta Mungkin Runtuh Lebih Cepat!

Penelitian terbaru menimbulkan pertanyaan besar: apakah energi gelap, kekuatan misterius di balik mengembangnya alam semesta, benar-benar konstan? Bukti-bukti awal menunjukkan, energi gelap mungkin berubah seiring waktu, memicu kemungkinan alam semesta akan runtuh dalam peristiwa "Big Crunch" lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Survei galaksi raksasa seperti Dark Energy Survey (DES) dan Dark Energy Spectroscopic Instrument (DESI) dalam setahun terakhir, menunjukkan adanya perubahan pada energi gelap. Temuan ini bisa menggoyahkan model kosmologi standar yang mengandalkan konstanta kosmologis sebagai penjelasan utama percepatan ekspansi alam semesta.

Model Baru: Kombinasi Aksi dan Konstanta Kosmologis Negatif

Sebuah studi mengusulkan model alternatif yang lebih kompleks, menggabungkan dua komponen energi gelap:

  • Aksi: Partikel ultraringan hipotetis yang mengisi seluruh alam semesta, mendorong percepatan ekspansi saat ini.
  • Konstanta Kosmologis Negatif: Gaya yang justru memperlambat ekspansi.

Model ini menyatakan bahwa alam semesta saat ini berada dalam fase percepatan sementara karena dominasi aksi. Namun, seiring waktu, pengaruh aksi akan melemah, dan konstanta kosmologis negatif akan mengambil alih, akhirnya membalikkan ekspansi.

Big Crunch: Akhir Alam Semesta dalam Kontraksi

Jika konstanta kosmologis negatif benar adanya, ekspansi alam semesta akan berhenti dan berubah menjadi kontraksi. Alam semesta akan menyusut, galaksi-galaksi bergabung, suhu meningkat, dan kepadatan melonjak, hingga mencapai singularitas, kebalikan dari Big Bang.

Prediksi menunjukkan bahwa fase "awal akhir" akan dimulai dalam 10 miliar tahun mendatang, bahkan lebih cepat dari usia alam semesta saat ini. Setelah itu, alam semesta akan menghabiskan sekitar 10 miliar tahun lagi untuk runtuh sepenuhnya, menjadikan total "usia" alam semesta hanya sekitar 33 miliar tahun.

Spekulasi Awal, Butuh Lebih Banyak Data

Ide ini masih berupa spekulasi. Data dari DES dan DESI masih bersifat awal dan memerlukan analisis lebih lanjut. Bahkan jika konstanta kosmologis standar terbukti tidak cukup menjelaskan energi gelap, model aksi dan konstanta negatif tidak serta merta menjadi jawaban pasti.

Para ilmuwan saat ini menunggu data yang lebih akurat untuk menentukan nasib akhir alam semesta. Masa depan kosmos masih menjadi misteri yang menunggu untuk dipecahkan.

Scroll to Top